Sukses

Pilu Tukang Service HP Drive Thru, Mengais Rezeki di Pinggir Jalan Akibat Mal Tutup

Para pemilik kios jasa perbaikan (service) ponsel di PGC CPGC Cililitan, Jakarta Timur turun ke jalan lantaran terdampak aturan PPKM Darurat.

Liputan6.com, Jakarta Beragam cara dilakukan warga demi mencari rezeki di masa pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah satunya dilakukan Bayu (28) pemiliki kios jasa perbaikan (service) HP di PGC CPGC Cililitan, Jakarta Timur.

Kios ponsel yang didirikan Bayu sejak 2018 lalu di PGC Cililitan ini kini terpaksa tutup akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kini Bayu harus menawarkan jasanya itu kepinggir jalan.

Bayu sempat mempunyai 2 karyawan. Namun, terpaksa di-PHK karena sudah tak mampu bayar gaji mereka. "Sekarang saya sendiri yang menangani pelanggan," ujar Bayu kepada Merdeka.com di Jakarta, Sabtu (17/7).

Dia mengakui, pandemi bukaan rintangan pertama yang dialami bisnisnya. Mulai dari kios sepi akibat banyaknya saingan, komentar buruk pelanggan, sampai tidak ada satupun pelanggan dalam satu hari sudah pernah dialami.

"Saat masih buka kios di dalam juga banyak rintangan kok," kata Bayu.

Namun, PPKM kali ini membuat Bayu harus mengubah total strategi agar bisnisnya tetap bisa menghasilkan untuk keluarga. Bayu dan pemilik kios lain akhirnya memutuskan untuk buka jasa service di pinggir jalan depan PGC Cililitan.

Bermodalkan sterofoam bertuliskan 'Service HP Bisa Ditunggu' dia berharap ada pelanggan yang memakai jasanya. Namun, memang minimnya mobilitas masyarakat membuat usaha 'drive thru'-nya belum membuahkan hasil signifikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penghasilan Cuma Rp 50 Ribu per Hari

Terkadang dalam sehari, Bayu hanya bisa mengantongi penghasilan Rp 50.000 sampai Rp 200.000. Bahkan, pernah sampai tidak menghasilkan apa-apa.

"Yaa, uang si tidak seberapa dibanding buka kios di dalam, kalau di pinggir jalan gini cuma sedikit pemasukannya," lanjut Bayu.

Permasalahan Bayu dan penyedia jasa perbaikan lainnya juga dengan petugas keamanan. Mereka harus main kucing-kucingan dengan satpol PP atau bahkan polisi yang melintas. Sebab, perbaikan ponsel di pinggir jalan terkadang menimbulkan kerumunan atau kemacetan.

"Kadang kita kalau sudah lihat ada satpol PP atau polisi harus buru-buru rapihin barang-barang."

Namun, Bayu menegaskan dia tak akan putus asa untuk mengais rezeki dengan cara apapun agar keluarganya di rumah tetap bisa makan dan memenuhi kebutuhan.

Reporter Magang: Mutiara Syafira

Sumber: Liputan6