Sukses

Jika Tak Ada Bansos, Angka Kemiskinan Bakal Makin Parah

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencermati peran penyaluran bansos dalam program perlindungan sosial (perlinsos) dalam mengatasi angka kemiskinan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencermati peran penyaluran bansos dalam program perlindungan sosial (perlinsos) dalam mengatasi angka kemiskinan selama masa pandemi Covid-19.

Menurut dia, berbagai program perlinsos yang disalurkan pemerintah sejak tahun lalu seperti bansos Program Keluarga Harapan (PKH) hingga bansos tunai (BST) berhasil menekan kenaikan kemiskinan di Tanah Air.

Dalam catatannya, tingkat kemiskinan pada masa terburuk pandemi di September 2020 masih terjaga di level 10,19 persen, naik secara tahunan (year on year) dari September 2019 yang sebesar 9,22 persen.

"Yang apabila kita tidak melakukan (penyaluran bansos) bisa melonjak, dari 9,22 persen di posisi September (2020) bisa mencapai 11,2 persen," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (21/7/2021).

Sri Mulyani menyebutkan, penguatan program penyaluran bansos bisa sedikit menekan angka kemiskinan pada Maret 2021 di level 10,14 persen, atau sekitar 27,5 juta orang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tingkat Kemiskinan

Penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan ini terjadi lantaran didorong oleh membaiknya kesempatan kerja dan keberlanjutan program perlinsos untuk pemulihan ekonomi nasional.

"Namun karena berbagai program perlinsos, tahun lalu mencapai Rp 220 triliun dan tahun ini kita naikan lagi, maka kita menahan kenaikan kemiskinan tidak mencapai level pemburukan 11,2, tapi di level 10,19. Bahkan dengan pemulihan ekonomi kemiskinan ini sudah mulai menurun kembali," tutur Sri Mulyani.