Sukses

Shoppertainment, Tren Baru Berbelanja di Indonesia

Nielsen Indonesia dan Tiktok menngungkapkan perilaku masyarakat Indonesia yang terkait festival berbelanja.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Wiwy Sasongko dan Kepala Bisnis Marketing TikTok Sitaresti Astarini mengungkapkan perilaku masyarakat Indonesia yang memanfaatkan festival berbelanja untuk mencari barang yang diperlukan sekaligus mencari hiburan atau lebih dikenal dengan sebutan Shoppertainment.

Menurut survei Nielsen tentang tren pengguna TikTok di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat pertama sebesar 63 persen penggunanya bersedia untuk berbelanja lebih banyak, meskipun sudah berbelanja sepanjang tahun. Kemudian, disusul oleh Filipina dan Thailand sebesar 62 persen.

Hasil persentase tersebut terbagi ke dalam beberapa kategori, yaitu 80 persen mencari merek baru yang belum pernah digunakan, 78 persen membayar brand baru atau berbeda dari brand sebelumnya, dan 55 persen sudah membuat daftar barang-barang yang akan dibeli.

Setiap pengguna TikTok akan disuguhkan dengan konten-koten for your page (FYP) yang berbeda antara satu dan lain tergantung dari minat masing-masing pengguna. Biasanya, hal-hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh para brand melakukan promosi.

“Ketika ada brand yang sesuai dengan interest mereka, itu akan tersaji dalam radar pengguna dalam FYP page,” jelas Resti, Kamis (22/7/2021).

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Sita bahwa mengetahui apa yang diinginkan masyarakat saat ini sangat penting. Dengan memanfaatkan fitur yang disebutkan sebelumnya, membantu setiap pengusaha dari berbagai industri untuk memperkenalkan produk barunya. Ditambah, survei mencatat pengguna TikTok sangat menyukai konten hiburan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Belanja dan Bahagia

“Sebanyak 46 persen dari seluruh pengguna merasa feeling better, mood-nya menjadi lebih baik setelah melihat konten-konten hiburan di Tiktok,” ujar Sitaresti saat mempresentasikan hasil survei.

Melalui hasil tersebut, mendorong pemilik usaha untuk melakukan promosi produk dengan gaya atau cara yang menghibur. Tujuannya untuk menarik perhatian audiens mencari, menemukan, dan membeli produk tersebut.

Kegiatan berbelanja dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan serta membahagiakan bagi pengguna Tiktok. Festival yang biasanya dilakukan setiap bulan oleh e-commerce sangat dinanti antusias oleh pengguna.

Lalu, hal menarik lainnya ditemukan dari hasil survei tersebut adalah pengguna merasa terinspirasi dengan konten-konten iklan seperti big sale, flash sale, dan mega sale. Kecenderungan pengguna yang selalu berbagi cerita singkat mengenai produk yang dibeli atau juga dinilai dapat memperluas pasar dari brand tertentu sehingga menjadi lebih dikenal.

“Bagi bisnis yang ingin melakukan promosi di Tiktok, perlu memikirkan cara menjangkau audiens secara persuasif bahwa produk dijual adalah produk penting yang harus dibeli,” papar Resti.

Dalam melakukan promosi, hal lain yang tidak kalah penting adalah jangan hanya berfokus pada pemberian diskon. “Berikan mereka juga informasi, tips, agar mereka bisa mengevaluasi brand dengan lebih baik,” tutup Resti.

 

 

3 dari 3 halaman

Media Digital Jadi Sumber Penghasilan

Indonesia sedang memasuki era beauty boom atau dikenal dengan masa kecantikan. Konsumen pada umumnya ditemukan ingin tampil good looking, khususnya perempuan. Oleh karena itu, kecenderungan barang yang dibeli adalah seputar kosmetik dan kesehatan.

Pertumbuhan dari setiap kategori pun produk semakin luas dan tidak terbatas. Sampai sekarang konten diskon dan bonus potongan lainnya masih paling diminati konsumen. Namun, terdapat perbedaan waktu pada 2020 dan tahun sebelumnya dari cara masyarakat berbelanja.

“Pada tahun sebelumnya, biasanya kegiatan belanja ramai pada pukul 9-6 sore, sedangkan pada 2020 masih dilakukan hingga tengah malam,” ujar Wiwy.

Antusias yang dirasakan tidak terbatas oleh waktu. Efektivitas dari pengadaan mega sale ini semakin bertumbuh dan meluas sehingga jumlah pengguna yang ingin bergabung menjadi semakin banyak.

Pendekatan yang relevan dengan masyarakat dilihat memiliki peluang positif yang lebih tinggi, mengingat sejak pandemi banyak orang menggunakan media sosial untuk mencari hiburan dan kesenangan.

“Video promosi yang diberikan itu harus unik dan melibatkan partisipasi pengguna, seperti komedi, bisa menjadi salah satu hal yang mengundang perhatian pengguna,” papar Resti saat ditanya tips dalam membuat konten promosi.

Reporter: Caroline Saskia Tanoto