Sukses

Imbas Pandemi, Devisa Negara Turun 30 Persen Gara-Gara Sepi Wisatawan

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak negatif terhadap perekonomian bangsa, termasuk devisa.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak negatif terhadap perekonomian bangsa. Khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) nasional.

Jumlah kunjungan wisatawan menurun signifikan, baik wisatawan mancanegara maupun domestik. Akibatnya devisa negara turun. hingga 30 persen. Pun dengan lapangan kerja yang ikut tergerus 6,7 persen.

"Wisatawan mancanegara maupun domestik menurun secara signifikan yang berimbas kepada menyusutnya devisa hingga 30 persen dan tergerusnya lapangan kerja sebesar 6,7 persen," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno dalam dies natalis ke-40 Universitas PGRI Semarang, Jumat (23/7).

Meski dalam kondisi resesi, Sandiaga menyebut masih ada tiga sub sektor ekonomi kreatif yang menjadi andalan. Sektor kuliner, kriya dan fesyen masih mampu bertahan.

Sandiaga mengatakan selama pandemi berlangsung sektor ekonomi kreatif hanya turun sebesar 2,5 persen. Begitu juga dengan tenaga kerja yang ikut berkurang sebanyak 2,5 persen. Akibatnya, nilai ekspor turun lebih signifikan, yakni sebesar minus 12,93 persen.

"Ekonomi kreatif hanya turun sebesar 2,5 persen dan tenaga kerja berkurang sebanyak 2,5 persen," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Potensi Digital

Sementara itu, potensi digital di Indonesia justru mengalami peningkatan di tengah pandemi covid-19. Saat ini e-commerce telah menampung 8 juta unit usaha kreatif.

Penggunaan media sosial untuk usaha sudah mencapai 65 persen dengan total pengguna internet mencapai sebesar 64 persen.

Untuk itu Sandiaga menegaskan pemulihan sektor parekraf nasional harus difokuskan kepada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Alasannya, ekonomi kreatif berlandaskan kreatifitas dan inovasi, yang didalamnya membutuhkan kemampuan SDM dalam menciptakan nilai tambah dan memiliki nilai jual yang tinggi.