Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 4 (PPKM level 4). Perpanjangan ini mulai dari 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.
Langkah pemerintah melanjutkan kebijakan pembatasan ketat ini dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, ekonomi, dan dinamika sosial.Â
Baca Juga
Direktur Program Indef Esther Sri Astuti mengatakan, dengan adanya perpanjangan PPKM level 4 ini akan membuat target pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin sulit dicapai. Hal ini karena PPKM level 4 membatasi hampir semua aktivitas sehingga berdampak ke penurunan aktivitas ekonomi.
Advertisement
"Misalnya pemerintah itu mencanangkan target 3,7 sampai 4,5 persen menurut saya itu masih terlalu tinggi. Kita positif saja sudah bagus sekali," katanya dalam diskusi Gonta Ganti Strategi Ekonomi Kian Tak Pasti, Senin (26/7/2021).
Esther melanjutkan, di 2020 penguncian wilayah yang dijalankan pemerintah Tiongkok membuat pertumbuhan ekonominya kontraksi 6,8 persen. Hal yang sama juga dialami oleh negara-negara lain yang ekonominya terpuruk ketika menerapkan lockdown.
Meski begitu, Esther menyebut, pemerintah memang harus mengutamakan pengendalian pandemi covid-19 dibandingkan fokus pada masalah ekonomi. Pasalnya saat pandemi ini bisa diatasi, nantinya pertumbuhan ekonomi akan kembali pulih seperti sebelumnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Proyeksi
Sebelumnya, Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional akan turun dari proyeksi awal pada kuartal III 2021. Hal tersebut karena PPKM.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan pada 2021 akan turun pada kisaran 3,5-4,3 persen, dengan titik tengah 3,9 persen. Pembatasan mobilitas dalam bentuk PPKM lanjutan jadi penyebab utama penurunan ini.
"Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan pada tahun 2021 menjadi 3,5-4,3 persen, turun dari proyeksi sebelumnya 4,1-5,1 persen," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo saat membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia beberapa waktu lalu.
Advertisement