Liputan6.com, Jakarta Tokyo dinobatkan sebagai kota dengan biaya konstruksi termahal di dunia. Nilainya mencapai USD 4.002 per meter persegi.
Ini terkuak dari Survei Pasar Konstruksi Internasional Turner & Townsend di 2021 yang melibatkan 90 pasar di 45 negara, melansir lamam Forbes, Kamis (29/7/2021).
Tak mau kalah dengan Jepang, Hong Kong menyusul di peringkat kedua sebagai kota dengan biaya konstruksi termahal di dunia sebesar USD 3.894 per meter persegi.
Advertisement
Sementara itu, San Francisco berada di peringkat ketiga dengan harga USD 3.729 per meter persegi. Terakhir, posisi keempat diisi New York yaitu sebesar USD 3.511 per meter persegi.
Untuk pertama kalinya, Jepang menduduki peringkat pertama di dunia. Hal tersebut dikarenakan adanya pertumbuhan ekonomi yang kuat dan jaringan dari proyek real estate serta infrastruktur yang ekstensif.
Saksikan Video Ini
Bukan Sebuah Prestasi
Setelah dinobatkan menjadi kota dengan biaya konstruksi termahal di dunia, tampaknya bukan hal menyenangkan bagi ibu kota Jepang ini.
Sebab menjelang pelaksanaan olimpiade, Tokyo sempat mengalami pembengkakan pengeluaran. Faktor-faktor pendukung mahalnya biata konstruksi di kota ini yang meningkatkan jumlah permintaan akan sumber daya yang kemudian berimbas pada kenaikan biaya konstruksi.
Tingginya biaya konstruksi tersebut dapat tercermin dari proyek bangunan dari Olimpiade Tokyo 2020 yang diperkirakan sebesar USD 7,3 miliar (Rp 105,8 triliun).
Biaya yang diprediksi diketahui ketika Tokyo memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah untuk acara olimpiade pada 2013.
Kemudian, perkiraan harga tersebut mengalami perubahan menjadi USD 12,6 miliar oleh panitia lelang pada Desember 2019. Alasannya, tepat pada waktu yang bersamaan, acara besar tersebut harus ditunda karena pandemi COVID-19.
Dua surat kabar di Jepang, Nikkei dan Asahi bahkan menyebutkan prediksi biaya akhir yang dikeluarkan Jepang untuk penyelenggaraan Olimpiade mencapai USD 28 miliar.
Selain memiliki biaya konstruksi termahal, Jepang juga ditetapkan sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 126 juta, kemajuan teknologi dari negara tersebut pun berkembang pesat. Reputasinya selama ini telah menunjukkan bahwa negara yang memiliki julukan “Negara Matahari Terbit” itu memiliki kecakapan dan sumber daya teknologi yang canggih.
Advertisement
Pengaruh Pasar Global
Secara global, permintaan untuk bahan baku sebuah proyek pun mengalami kenaikan yang melejit sepanjang tahun.
Kenaikan tersebut mencapai 40 persen dilihat dari beberapa negara yang aktif dalam melakukan pembangunan, seperti Tokyo, Sidney, San Francisco, Los Angeles, Chicago, Meksiko, Birmingham, Glasgow, dan Dublin.
Direktur Pelaksana Global Real Estate Turner & Townsend, Neil Bullen mengatakan kekurangan dan kenaikan biaya tersebut tidak diragukan lagi diakibatkan oleh dinamika klien dan pemasok saat ingin yang bergeser di seluruh pasar dunia.
“Perusahaan perlu bekerja sama dengan rantai pemasok agar mereka terjaga dari risiko-risiko seperti ini,” jelas Bullen.
Reporter: Caroline Saskia Tanoto