Sukses

BTPN Cetak Laba Bersih Rp 1,64 Triliun di Semester I 2021

BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross NPL yang berada di level 1,46 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mampu membukukan pertumbuhan laba 47 persen year-on-year (yoy) pada Semester I 2021. Laba bersih setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,64 triliun di Semester I 2021 dari Rp 1,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perolehan laba tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih sebesar 4 persen yoy meningkat menjadi Rp 5,59 triliun dalam enam bulan pertama 2021, dibanding Rp 5,37 triliun setahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan operasional lainnya juga tumbuh 5 persen yoy menjadi Rp 960 miliar dari Rp 913 miliar, yang terutama berasal dari peningkatan pendapatan fee.

Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana menjelaskan, ppencapaian pertumbuhan laba bersih BTPN pada Semester I 2021 patut disyukuri. Hal ini merupakan hasil dari strategi bisnis perseroan untuk bisa tangkas dan adaptif dalam upaya menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan pandemi yang belum berakhir.

"Kami juga melihat optimisme terhadap perbaikan ekonomi yang akan kembali pulih seiring dengan semakin banyaknya anggota masyarakat yang mendapat vaksin,” kata Ongki Wanadjati Dana dalam keterangan tertulis, Rabu (28/7/2021).

Pertumbuhan pendapatan bunga bersih BTPN ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 40 persen yoy jadi Rp 1,88 triliun pada enam bulan pertama 2021. Hal ini sejalan dengan tren suku bunga acuan Bank Indonesia yang juga menurun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Dana Murah

Penurunan beban bunga juga tercermin dari meningkatnya saldo dan rasio Current Account Saving Account (CASA). Bank BTPN mencatat CASA, atau sumber dana murah, di level sekitar Rp 28,29 triliun pada akhir Juni 2021, naik 4 persen yoy dari Rp 27,23 triliun, sementara time deposit turun 8 persen yoy menjadi sekitar Rp 68,36 triliun.

Dengan demikian rasio CASA meningkat menjadi 29,3 persen pada akhir Juni 2021 dari 26,9 persen pada periode yang sama tahun lalu. Secara total, dana pihak ketiga BTPN turun 5 persen yoy menjadi Rp 96,64 triliun pada akhir Juni 2021 dari Rp 101,40 triliun.

Penurunan dana pihak ketiga sejalan dengan upaya Bank BTPN untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit. Dengan permintaan kredit yang masih rendah akibat dampak dari pandemi, total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2021 turun 10 persen yoy ke posisi Rp 135,57 triliun.

 

3 dari 3 halaman

Kualitas Kredit

BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross NPL yang berada di level 1,46 persen, masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,35 persen pada akhir Mei 2021.

BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 237,8 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 116,1 persen per 30 Juni 2021. Perseroan mencatat penurunan aset sebesar 5 persen (yoy), dari Rp 185,19 triliun menjadi Rp 175,93 triliun, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,4 persen.

Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan layanan perbankan digital di tanah air, Bank BTPN terus meningkatkan keandalan Jenius, aplikasi life finance solution bagi para nasabah digital savvy, di tengah tantangan pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan yang tercipta. Jumlah pengguna Jenius tumbuh sebesar 22 persen (yoy) menjadi lebih dari 3,3 juta, dengan jumlah dana pihak ketiga bertumbuh 44 persen yoy menjadi Rp 15,4 triliun pada akhir Semester I 2021.

Video Terkini