Liputan6.com, Jakarta PT Surveyor Indonesia menatap optimis kinerja perusahaan di 2021. Perseroan meyakini, kondisi 2021 akan lebih baik dari 2020.
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono mengatakan, dari sisi target, Surveyor Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,458 triliun atau tumbuh 2,8 persen dari realisasi pendapatan pada 2020.
Baca Juga
Sedangkan target laba bersih sebesar Rp 154,4 miliar yang berarti tumbuh sebesar 15,5 persen terhadap target laba bersih pada RKAP Tahun 2020 atau 50,8 persen di atas realisasi Laba Bersih tahun 2020.
Advertisement
“Kami merasa optimis pada 2021 ini kami akan lebih baik karena pada Semester 1 tahun ini, pendapatan kami sudah mencapai Rp 670 miliar, naik 3 persen dibandingkan dengan pendapatan semester 1 pada 2020,” ujar Haris dalam media briefing peringatan HUT ke-30 Surveyor Indonesia, Senin (2/8/2021).
Laba bersih pada semester I, imbuhnya, telah mencapai Rp 81 miliar, naik 61,2 persen dibandingkan dengan laba bersih semester 1 tahun 2020. Sementara itu, dari sisi pangsa pasar berdasarkan hasil kajian KPMG, nilai pasar TIC PT Surveyor Indonesia pada 2020 di Indonesia adalah sebesar USD 602,8 juta dengan average growth sebesar 5,6 persen per tahun.
Dengan demikian, kata Haris, berdasarkan kondisi tersebut maka market share PT Surveyor Indonesia (Persero) pada 2020 mencapai nilai 17,14 persen.
Ia juga menambahkan bahwa pada 2021 PT Surveyor Indonesia pada 2021 akan mengembangkan target pasarnya melalui strategic partnerships di sektor-sektor usaha; Information, Communication Technology (ICT) dan Lingkungan dan Agrikultur.
“Sektor Makanan, Kesehatan, Energi Baru Terbarukan (EBT), serta Infrastruktur Transportasi juga menjadi focus target pengembangan pangsa pasar kami,” pungkas Haris.
Kinerja 2020
PT Surveyor Indonesia (Persero) tetap bertahan secara stabil dari segi pendapatan dan laba bersih pada 2020 tepat di usia 30 tahun pada hari ini, 2 Agustus 2021.
“Kami mengucapkan syukur alhamdulilah bahwa PT Surveyor Indonesia masih bisa menghasilkan pendapatan yang cukup signifikan di usia kami 30 tahun meski di tengah pandemi seperti sekarang,” ujar Haris.
Haris mengungkapkan, sampai dengan akhir 2020, PT Surveyor Indonesia memiliki pendapatan usaha sebesar Rp 1.419 milyar atau 108,3 persen dari anggarannya sebesar Rp 1.311 miliar. Sedangkan laba bersih pada 2020 mencapai Rp 102 miliar atau 76,6 persen dari anggarannya sebesar Rp 133 miliar.
Ia menambahkan bahwa kontribusi terbesar dating dari sektor usaha jasa survei yaitu sebesar Rp 480,1 miliar. Disusul oleh jasa inspeksi sebesar Rp 398,7 miliar, jasa verifikasi sebesar Rp 290,7 miliar, jasa konsultansi sebesar Rp 163.452 miliar, jasa sertifikasi sebesar Rp 66,1 miliar dan jasa testing sebesar Rp 19,9 miliar. Dari persentase sektor usaha Haris menjelaskan, sektor Migas & Sistem Pembangkit (41,1 persen), Sektor Penguatan Institusi & Kelembagaan (21,9 persen) Sektor Mineral & Batubara (19,5 persen) dan Sektor Infrastruktur (17,6 persen).
Meski begitu, Haris juga mengungkapkan bahwa pendapatan PT Surveyor Indonesia 2020 ini masih di bawah yang dicapai pada 2019. “Kami mengalami penurunan sebesar 3,5 persen dari pendapatan 2019 yang mencapai Rp 1.471 triliun. Sementara laba bersih mengalami penurunan 36,9 persen yang pada 2019 laba bersih kami mencapai Rp 162 miliar,” tambahnya.
Advertisement