Sukses

Gandeng Fintech, Sri Mulyani Ingin Beli SBN Ritel Semudah Belanja Online

Pemerintah Gandeng Perusahaan Fintech untuk Terbitkan SBN Ritel Semudah Belanja Online

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menggandeng perusahaan fintech untuk menyalurkan surat berharga negara (SBN). Hal ini dalam rangka memperluas akses pasar keuangan dan memperdalam tingkat literasi dan inklusi keuangan

"Pemerintah juga akan bekerja sama dengan perusahan fintech untuk menyalurkan SBN," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Virtual Opening Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT), Jakarta, Selasa (3/8).

Sri Mulyani ingin, akses masyarakat kepada sektor keuangan khususnya obligasi negara menjadi lebih mudah. Semudah melakukan belanja lewat platform digital. Bahkan dia ingin, SBN ritel bisa masuk ke berbagai e-commerce agar inklusi keuangan masyarakat bisa lebih dalam dan luas.

"Ini nanti bentuknya kaya shopping online, bisa beli barang dan SBN ritel, jadi tidak hanya literasinya yang tinggi tapi terampil dalam investasi," kata dia.

Platform yang direncanakan tersebut juga harus akan memfasilitasi proses jual beli barang dan jasa. Melibatkan UMKM untuk masuk ke pasar digital pemerintah. Sehingga belanja pemerintah bisa dilakukan melalui platform tersebut.

"Jadi UMKM ini bisa melakukan pengadaan barang pemerintah dari yang gede-gede seperti satelit, helikopter sampai makanan untuk kebutuhan snack setiap agenda rapat pemerintah," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Wadah Transparansi

Hal ini juga sekaligus menjadi wadah transparansi penggunaan APBN. Secara tidak langsung publik jadi mengetahui arah pengeluaran APBN pemerintah dan mengurangi berbagai transaksi yang tidak perlu dalam memenangkan proyek-proyek pemerintah. Sehingga penggunaan APBN bisa dinikmati langsung masyarakat.

"Konsepnya seperti e-commerce, ini dari belanja pemerintah untuk mengurangi banyaknya information cost, dan mendorong kompetisi yang sehat menghilangkan transaksi yang tidak perlu," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com