Sukses

Pengoperasian PLTA di Kaltara Dukung Kawasan Industri Hijau

Nilai investasi Kayan Hydro Energy untuk PLTA di Kalimantan Utara mencapai USD 17,8 miliar.

Liputan6.com, Jakarta PT Kayan Hydro Energy (KHE) siap memulai pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara. Penyediaan listrik ini mendukung program pemerintah tentang kawasan industri hijau (green industrial park).

Direktur Operasional KHE Khaeroni mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai hal terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri maupun pelabuhan. KHE merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

“Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” kata Khaeroni, di Jakarta, Rabu (4/8/2021).

Khaeroni menambahkan, KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer (Km). KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan.

Tahun ini KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9 ribu MW.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Nilai Investasi

Nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai USD 17,8 miliar. Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak pengadaan teknis dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia.

“Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai tahun 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” jelas Khaeroni.

Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.

“Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektar dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektar,” pungkas Khaeroni.