Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, mengungkapkan Indonesia berhasil memperkecil desifit neraca perdagangan dengan China pada periode semester I 2021. Defisit neraca perdagangan dengan China tercatat sebesar USD 3,19 miliar, dan merupakan yang terkecil dalam 9-10 tahun terakhir.
"Jadi meskipun RRT (Republik Rakyat Tiongkok) masih menunjukkan negatif USD 3,19 miliar pada semester I 2021, tapi ini angka yang salah satu paling rendah sejak ditandatangani ASEAN free trade agreement dengan China dimana kita sempat mengalami defisit USD 16 miliar, tahun lalu USD 7,5 miliar dipotong separuh oleh ekspor besi dan baja kita," jelas Lutfi dalam konferensi pers pada Kamis (5/8/2021)
"Kalau ini konsisten dengan langkah semester kedua, maka ini defisit perdagangan dengan China terendah mungkin dalam 9-10 tahun terakhir," sambungnya.
Advertisement
Selain itu, Lutfi juga mengatakan bahwa 10 negara utama tujuan ekspor Indonesia sudah mengilustrasikan 72 persen dari destinasi ekspor non migas RI.
Ia juga mengungkapkan bahwa neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) pada semester I 2021 surplus USD 6,55 miliar.
"Artinya terjadi pertumbuhan yang sehat, karena total tahun lalu, surplus kita di AS adalah USD 10 miliar. Kalau ini konsisten angkanya sama dengan semester pertama, kita akan mendapatkan pertumbuhan 30 persen surplus dengan AS," tutur Lutfi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Surplus Tertinggi
Surplus tertinggi dalam neraca perdagangan RI lainnya adalah dengan Filipina sebesar USD 3,29 miliar, dan India USD 2,14 miliar. Namun Lutfi mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 akan mengganggu kinerja ekspor Indonesia.
"Dari 10 negara utama, India adalah salah satu negara yang sedikit berbahaya karena penanganan Covid-19 di sana belum terlaksana dengan baik," ungkap Lutfi.
Advertisement