Sukses

Menteri Bahlil Akui Pertumbuhan Ekonomi Nasional Masih Lambat

Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 di angka 7,07 persen (yoy) hanya merupakan kinerja Mei, April dan Juni 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia lebih lamban jika dibandingkan dengan beberapa negara lain. Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 di angka 7,07 persen (yoy) tersebut hanya merupakan kinerja Mei, April dan Juni lalu.

"Kita memang belum maksimal? Iya. Pertumbuhan ini hanya terjadi pada April, Mei dan Juni," kata Bahlil Lahadalia dalam diskusi Mengupas Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2021, Jakarta, Jumat (6/8/2021).

Bahlil menjelaskan, tiap negara punya cara dan strategi berbeda untuk mengatasi pandemi Covid-19. Indonesia pun demikian, Pertumbuhan ekonomi nasional baru bisa tinggi di kuartal II. Namun sayangnya optimisme tersebut kembali terganjal ledakan kasus Covid-19 varian delta pada awal triwulan ketiga.

Akibatnya, pembatasan mobilitas masyarakat yang menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi kembali dibatasi. Optimisme pemulihan ekonomi pun seakan luruh karena kondisi yang dihadapi tak lagi sama.

"Saat itu belum ada PPKM Darurat tapi (akhir) Juni dan Juli ada PPKM, jadi pertumbuhan ini memang harus diapresiasi tapi jangan terlena karena kondisinya memang harus diakui tidak sama baik dengan kuartal kedua," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Faisal Basri: Pemulihan Ekonomi Indonesia Paling Lambat

Ekonom senior Faisal Basri menyebut kecepatan pemulihan ekonomi nasional pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama taun lalu sangat lambat. Kecepatan ekonomi Indonesia hanya 14 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mampu memulihkan perekonomiannya hingga 27 persen.

"Singapura kecepatan recovery-nya 27 persen, sementara Indonesia hanay 14 persen," kata Faisal Basri, Jumat (6/8/2021).

Faisal sengaja membandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 karena tahun lalu hampri semua negara di dunia mengalami kontraksi pada triwulan kedua.

Termasuk Indonesia yang mengalami kontraksi -5,39 persen. Kala itu kontraski ekonomi Indonesia menjadi yang lebih baik dibandingkan berbagai negara lain yang terkontraksi hingga 2 digit, termasuk Singapura.

"Saya bandingkan perekonomian kuartal II-2021 dengan kuartal II-2020 karena pada waktu itu semua negara merosot ekonomi yang dalam atau kontraksi. Jadi kalau saya kurangi perekonomian 2021 dan 2020, maka Indonesia ini paling lambat," kata dia.

Â