Liputan6.com, Jakarta - Akhir tahun ini Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menghasilkan purwarupa SPKLU tipe kombinasi rapid DC 50 kW dan fast AC 22 kW untuk kendaraan roda-4 dengan tiga plug charger sekaligus yakni CCS 2 Combo dan CHAdeMO untuk DC charging dan AC Type 2 untuk AC charging. Harapannya, dapat segera dihilirasi oleh PT LEN Industri pada tahun depan.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, selain mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan di Indonesia, pengembangan SPKLU juga turut membantu menumbuhkan industri pendukung (komponen) KBLBB.
Baca Juga
"Peluang ini yang harus segera dimanfaatkan, jika di-breakdown, banyak komponen dari SPKLU yang bisa dibuat secara lokal, sehingga meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (7/8/2021).
Advertisement
Dirinya mengatakan kendaraan listrik diprediksi akan menjadi lifestyle bahkan future trend. Oleh karenanya kami bersama Pertamina mulai mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengantisipasi transisi penggunaan energi.
Upaya BPPT dalam pengembangan SPKLU tidak hanya melalui aspek hardware saja, namun juga pada sisi software-nya. BPPT melakukan pengembangan charging station management system (CSMS) yang telah dimulai sejak tahun lalu dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Sistem ini diproyeksikan mampu memonitor seluruh fasilitas SPKLU yang telah dibangun dan dikerjasamakan dengan pihak mitra.
Hasil pengembangan CSMS BPPT diberi nama SONIK, saat ini telah teruji secara operatability dan security-nya. Dalam hal operability, SONIK juga akan diujikan pada SPKLU kerjasama BPPT & Pertamina.
Sedangkan dalam hal security, pengoperasian SONIK sampai saat ini mampu untuk mendeteksi dan mengatasi berbagai gangguan yang terjadi pada SPKLU. Dengan keunggulan tersebut, tentunya CSMS SONIK milik BPPT menjadi daya tarik bagi mitra untuk dapat dikembangkan bersama.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengkajian dan Penerapan SPKLU di Indonesia
BPPT merupakan pioneer bagi pengembangan SPKLU berjenis fast charging di Indonesia. Dengan mengimplementasi peran kliring teknologi, SPKLU jenis fast charging telah diinisiasi pembangunannya pada tahun 2018 yang berlokasi di kantor BPPT Thamrin Jakarta dan kantor B2TKE-BPPT, PUSPIPTEK, Tangerang Selatan.
Kemudian pada tahun 2019, untuk mendukung pengembangan industri manufaktur SPKLU, BPPT bersama PT LEN bekerja sama membangun SPKLU yang berlokasi di PT LEN Industri Bandung.
Tidak terbatas itu, melalui peran perekayasaan dan alih teknologi pada tahun ini BPPT telah berhasil mengembangkan SPKLU tipe fast AC 22 kW untuk kendaraan listrik roda-4 dengan colokan (plug charger) AC type 2, dan SPKLU untuk kendaraan listrik roda-2 dengan plug charger Chogori/Jnicon yang digunakan untuk sepeda motor listrik Gesits, serta Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) berkapasitas 12 loker baterai Gesits, dimana ketiganya memiliki nilai Total Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih kurang 40 persen.
Selain itu, peran BPPT dalam intermediasi teknologi telah berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa mitra industri diantaranya PT LEN Industri, PT Wijaya Karya Industri Manufaktur (WIMA), dan PT Wiksa Daya Pratama dalam mengembangkan industri SPKLU dan SPBKLU.
Sebagai produk industri percontohan, BPPT telah menghilirisasi purwarupa SPKLU tipe fast AC 22 kW dan SPKL tipe AC Home Charger 7 kW untuk kendaraan roda-4 ke PT LEN Industri, serta purwarupa SPKLU tipe fast untuk kendaraan roda-2 multiple outlet ke PT Wiksa Daya Pratama Surabaya.
Advertisement
Peresmian SPKLU
Sebelumnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pertamina telah meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono, Jakarta secara virtual, Kamis 5 Agustus 2021 lalu. SPKLU tersebut diresmikan oleh Kepala BPPT Hammam Riza dan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati
SPKLU yang diresmikan di SPBU Jalan MT Haryono dan Lenteng Agung memiliki fasilitas fast charging 50 kW dan juga dilengkapi dengan beberapa jenis colokan atau plug charger kendaraan yang memenuhi standar Eropa dan Jepang, seperti CCS2 gun (standar Eropa), Chademo (standar Jepang), serta AC Type 2 dengan daya 43 kW.
Pembangunan SPKLU ini merupakan kerjasama BPPT dan PT Pertamina dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), sesuai Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019. Kerja sama ini diinisiasi melalui suatu kajian bersama tentang teknologi, standar teknis, standar keamanan, dan analisa tekno-ekonomi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian operasional SPKLU, yang meliputi evaluasi kinerja, pembuatan standard operating procedure (SOP), dan kajian simulasi model bisnisnya.
Hammam dalam acara tersebut mengatakan kerjasama pengembangan SPKLU ini bukanlah ujung akhir dari pengembangan yang dilakukan, namun justru merupakan suatu milestone awal bagi pengembangan industri SPKLU dan ekosistem KBLBB di Indonesia.
Selain mendukung penggunaan energi bersih dan terbarukan di Indonesia, Hammam menilai pembangunan SPKLU juga turut membantu menumbuhkan industri pendukung (komponen) KBLBB. Peluang ini yang harus segera dimanfaatkan, jika di-breakdown, banyak komponen dari SPKLU yang bisa dibuat secara lokal, sehingga meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri.
Hammam mengatakan melalui kerjasama dengan PT Pertamina, maka operasional SPKLU ini akan dilakukan sepenuhnya oleh Pertamina. Sebagai bagian dari kerja sama studi, maka sistem dan operasional dari SPKLU ini akan tetap dalam bagian kajian, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk memacu tumbuhnya infrastruktur ekosistem KBLBB. BPPT akan selalu menjadi bagian dalam pengembangan industri dan ekosistem KBLBB di Indonesia.