Sukses

Punya 4 Juta Santri, Pesantren Diharap Jadi Kekuatan Ekonomi Syariah Indonesia

Pesantren diharapkan dapat turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi syariah.

Liputan6.com, Jakarta - Pesantren diharapkan dapat turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi syariah. Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin saat menghadiri Doa/Istighasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan RI ke-76 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) secara daring, pada Minggu malam (8/8).

Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren sendiri menyebutkan pesantren memiliki posisi strategis yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat.

“Pembangunan ekonomi bukan sekadar kebutuhan, tetapi termasuk perintah Allah. Mengembangkan ekonomi adalah (termasuk) masalah agama yang sesuai dengan perintah syariah,” ungkap dia.

Pemerintah Indonesia, lanjut Wapres, kini tengah mengembangkan ekonomi syariah. Pengembangan ekonomi pesantren menurut Wapres adalah salah satu potensi pengembangan ekonomi syariah. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia saat ini memiliki sekitar 30 ribu pesantren, yang memiliki kurang lebih 4 juta santri.

“Kita sedang mengembangkan ekonomi syariah. Kita harapkan dengan munculnya HEBITREN, pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi kuat,” pesan Wapres.

Kendati demikian, Wapres tidak memungkiri bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi cobaan. Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung dan memperlambat upaya pengembangan ekonomi dan aspek-aspek lain, perlu dihadapi dengan keyakinan optimis, disertai ikhtiar (upaya) tanpa henti, dan berserah diri kepada yang Maha Kuasa (tawakal).

“Pertama, bahwasannya musibah ini dan musibah yang lain sebenarnya adalah cobaan Allah. Karena memang sejak Allah menjadikan manusia ini, sudah menyatakan bahwa Allah akan memberikan ujian dan cobaan,” urai Ma’ruf Amin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Hadapi Pandemi

Keyakinan bahwa pandemi ini adalah cobaan dari Allah akan membuat semua pihak percaya, menerima, dan menghadapi pandemi ini dengan bijak. “Di sini lah pentingnya kita bersabar,” imbuh Wapres.

Sabar, lanjutnya, bukan berarti berdiam diri, melainkan melakukan upaya-upaya untuk menjaga diri. Sementara itu, menurut Wapres, hal tak kalah penting setelah semua upaya adalah ber-tawakal, berpasrah sambil berdoa, salah satunya dengan doa bersama atau istighasah.

“Kita mohon kepada Allah agar musibah ini segera diangkat, tetapi, di dalam masalah ijabah (penerimaan doa), itu adalah hak preogatif Allah. Kata ulama, doa itu ibadah, kewajiban kita, tetapi urusan istijabah (keterkabulan doa), itu urusan Allah,” urai Wapres.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com