Sukses

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Kita Cepat hingga Bisa Keluar dari Resesi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu ke arah positif karena dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi yang mengalami perbaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kencang sehingga bisa keluar dari resesi. Hal itu terlihat dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 yang di angka 7,07 persen.

“Kita bersyukur perekonomian Indonesia di kuartal II 2021 artinya di April, Mei, Juni tumbuh 7,07 persen. Sebelumnya kita mengalami kontraksi yang sangat dalam minus 5,32 persen di kuartal II 2020,” kata Jokowi dalam sambutannya di pembukaan perdagangan dalam rangka HUT 44 Pasar Modal, Selasa (10/8/2021).

Menurutnya, setelah mencapai titik terendah, ekonomi Indonesia mampu tumbuh kembali secara bertahap dan bergerak naik ke minus 3,49 persen di kuartal III-2020, lalu minus 2,19 persen di kuartal IV-2020, dan minus 0,71 persen kuartal I-2021.

“Dan akhirnya kita bisa tumbuh lebih cepat lagi hingga kita bisa keluar dari resesi,” imbuhnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ke arah positif ini dipengaruhi oleh berbagai indikator ekonomi yang mengalami perbaikan, seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi dan angka-angka ekspor impor mengalami pertumbuhan positif.

“Bahkan ekspor mampu tumbuh ke angka 31,78 persen,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Perkembangan Investor

Selain itu, Jokowi juga mendapatkan kabar baik dari pasar modal Indonesia. Dimana pasar modal Indonesia juga mencatat kenaikan jumlah investor yang signifikan. Sampai Juli 2021 meningkat 50,0 persen naik lebih dari empat kali lipat sejak tahun 2017.

“Yang saya senang peningkatan investor di pasar modal didominasi investor domestik didominasi oleh kaum milenial, kenaikan jumlah investor ini akan berkontribusi untuk menahan tekanan pasar,” ujarnya.

Bahkan kata Jokowi, selama pandemi jumlah perusahaan melakukan IPO di bursa tidak menurun, jumlah IPO nya tetap tertinggi di ASEAN. sampai akhir bulan Juli 2021 tercatat ada 27 IPO baru, Pencapaian yang baik ini telah dicapai selama 4 tahun berturut-turut.

“Namun demikian kita tetap harus waspada pada Kuartal ketiga tahun 2021 ini kondisi perekonomian lebih berat, kita tahu awal bulan Juli memaksa kita untuk memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional kita,” pungkasnya.