Liputan6.com, Jakarta Ketika perekonomian di dunia sedang terguncang karena pandemi COVID-19, sejumlah perusahaan kecil dan startup di Asia-Pasifik justru berkembang. Forbes mengeluarkan daftar perusahaan dan startup yang berkembang tersebut dalam laporan Forbes Asia 100 to Watch.
Masuknya perusahaan dan startup dalam daftar ini karena mengatasi sejumlah permasalahan, seperti meningkatkan transportasi di kota-kota yang padat, memperluas konektivitas daerah terpencil, hingga mencegah food waste. Sebanyak 17 negara dan wilayah juga terwakili dalam daftar.
Beberapa kategori dari perusahaan dan startup yang masuk dalam daftar, antara lain Bioteknologi & Perawatan Kesehatan, E-commerce & Retail, Makanan & Perhotelan, Pendidikan & Rekrutmen, Logistik & Transportasi, Hiburan & Media, Konstruksi & Engineering, Keuangan, Teknologi, hingga Pertanian.
Advertisement
Melansir dari Forbes, Selasa (10/8/2021), berikut daftar 10 perusahaan dan startup yang terdapat dalam Forbes Asia 100 to Watch sesuai dengan kategorinya.
1. Kategori Bioteknologi & Perawatan Kesehatan
Nalagenetics
Asal: Singapura
Tahun Berdiri: 2016
CEO: Levana Sani
Pendukung Utama: East Ventures, Intudo Ventures
Tentang Perusahaan: Nalagenetics adalah perusahaan pengujian genetika yang berfokus pada populasi di Asia. Untuk merespons pandemi, mereka membantu rumah sakit Indonesia membangun laboratorium untuk pengujian COVID-19 dan meluncurkan tes berbasis air liur yang lebih cepat dan lebih murah daripada tes PCR pada Juli lalu.
Nalagenetics menggunakan hasil COVID-19 untuk fokus pada Farmakogenomik, studi tentang bagaimana gen seseorang bereaksi terhadap obat.
Perusahaan mengharapkan pendapatan tahunan bertumbuh sebesar 80 persen pada tahun depan yang sebagian besar didorong oleh adanya pergantian dari perusahaan asuransi dan data lisensi menjadi perusahaan farmasi.
2. Kategori E-commerce & Retail
Sastaticket
Asal: Pakistan
Tahun Berdiri: 2015
CEO: Shazil Mehkri
Pendukung Utama: Gobi Partners
Tentang Perusahaan: Diklaim sebagai situs pencarian dan pemesanan tiket pesawat online terbesar di Pakistan, Sastaticket mengatakan memiliki penjualan kotor sebesar USD 10,5 juta (Rp 151,1 miliar) melalui hampir 70.000 transaksi pada 2020.
Mereka juga mengumpulkan USD 1,5 juta (Rp 21,5 miliar) dalam Putaran Seri A pada 2018 yang dipimpin oleh Gobi Partners.
3. Kategori Makanan & Perhotelan
Wada Bento
Asal: Hong Kong
Tahun Berdiri: 2018
CEO: Jason Chen
Pendukung Utama: Mizuho
Tentang Perusahaan: Wada Bento membantu penyedia layanan makanan mempersiapkan makanan panas melalui mesin penjual otomatis. Startup tersebut telah mengumpulkan USD 1,1 juta (Rp 15,8 miliar) dari investor dan didukung oleh program akselerator bank Jepang Mizuho, Mizuho Crowd Brain.
4. Pendidikan & Rekrutmen
Classum
Asal: Korea Selatan
Tahun Berdiri: 2018
CEO: Chaerin Lee
Pendukung Utama: Pearl Abyss, Smilegate
Tentang Perusahaan: Classum menyederhanakan komunikasi kelas untuk guru dan pelatih perusahaan dengan menyediakan alat berupa video, chat, dan pembelajaran dalam satu platform. Startup tersebut telah mengumpulkan USD 7,5 juta (Rp 108 miliar) dari investor, termasuk perusahaan game Korea Pearl Abyss dan Smilegate.
Advertisement
5. Kategori Logistik & Transportasi
Loca
Asal: Laos
Tahun Berdiri: 2018
CEO: Souliyo Vongdala
Tentang Perusahaan: Loca adalah layanan ride hailing pertama dan terkemuka di Laos. Selanjutnya, Loca baru menambahkan layanan baru ke platformnya, seperti iklan di luar rumah, layanan truk, dan belanja kebutuhan sehari-hari sesuai permintaan.
Sebelum pandemi, Loca mengatakan sebagian besar pelanggan merupakan wisatawan. Namun, mereka memperluasnya untuk penggunaan lokal dan telah membantu pertumbuhan bisnis sebesar 30 persen setiap bulan.
6. Kategori Hiburan & Media
Gamezop
Asal: India
Tahun Berdiri: 2015
CEO: Yashash Agarwal
Pendukung Utama: Bitkraft Ventures
Tentang Perusahaan: Gamezop memungkinkan pengguna untuk memainkan game favorit tanpa harus mengunduh aplikasi individual. Menurut Gamezop, perusahaan induknya Advergame Technologies telah mengumpulkan USD 4,3 juta (Rp 61,9 miliar) dari investor. termasuk Bitkraft Ventures. Gamezop mengharapkan pendapatan pada 2020-2021 meningkat dua kali lipat menjadi USD 3,2 juta (Rp 46 miliar).
7. Kategori Konstruksi & Engineering
Water Design Japan
Asal: Jepang
Tahun Berdiri: 2020
CEO: Kazushi Fujita
Tentang Perusahaan: Water Design membuat perangkat yang dipatenkan untuk menghasilkan gelembung berukuran nano di dalam air. Teknologi ultrafine bubble dapat membersihkan peralatan tanpa bahan kimia yang keras, mendorong pertumbuhan tanaman, dan menjaga kesegaran makanan laut lebih lama.
Perusahaan mengatakan telah bermitra dengan raksasa trading Sumitomo dan pembuat bahan kimia Asahi Kasei. Mereka sedang merencanakan ekspansi dalam skala besar.
8. Kategori Keuangan
PayMongo Philippines
Asal: Filipina
Tahun Berdiri: 2019
CEO: Francis Plaza
Pendukung Utama: Y Combinator
Tentang Perusahaan: Platform digital PayMongo untuk merchant menerima semua jenis pembayaran online. Diketahui perusahaan tersebut melayani sekitar 7.000 perusahaan yang sebagian besar berukuran mikro, kecil, dan menengah. PayMongo didukung oleh Y Combinator dan telah mengumpulkan uang sebesar USD 14,7 juta (Rp 211,6 miliar).
Advertisement
9. Kategori Teknologi
Immediation
Asal: Australia
Tahun Berdiri: 2017
MD: Laura Keily
Pendukung Utama: Thorney Investments
Tentang Perusahaan: Didirikan oleh Laura Keily, startup teknologi hukum ini melihat lonjakan permintaan untuk alat konferensi video dan komunikasi yang aman selama pandemi. Alat tersebut membantu pengadilan untuk beroperasi secara virtual selama lockdown dan pembatasan lainnya.
Diketahui Immediation telah mengumpulkan USD 2,8 juta (Rp 40,3 miliar), termasuk dari Thorney Investments pada Desember.
10. Kategori Pertanian
Robotics Plus
Asal: New Zealand
Tahun Berdiri: 2008
CEO: Steven Saunders
Pendukung Utama: Yamaha Motors
Tentang Perusahaan: Teknologi Robotics Plus membantu pertanian dan industri lainnya memiliki produk yang lebih aman dan efisien, seperti pemanen buah kiwi, robotic tree scaler, dan penyerbuk.
Robotics Plus mendapatkan dukungan sebesar USD 10 juta (Rp 143,9 miliar) dari Yamaha Motors dan Accident Compensation New Zealand. Mereka menjual produknya di Australia, Eropa, dan AS.
Reporter: Shania