Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bapak Bahlil Lahadalia mengatakan jika menahan izin berusaha sama dengan menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional dan menahan pendapatan negara.
“Kalau kita menahan izin pengusaha itu sama dengan menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kalau kita menahan izin pengusaha itu sama dengan menahan pendapatan negara,” kata Bahlil dalam webinar Urus Izin Tanpa Ribet, Kamis (12/8/2021).
Baca Juga
Lanjutnya, jika Pemerintah menahan izin pengusaha sama dengan menahan pencipta lapangan pekerjaan, serta menahan tingkat kemudahan berusaha.
Advertisement
Bahlil berharap undang-undang tentang Cipta Kerja bisa menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Hal itu terlihat dari implementasi Pemerintah yang meluncurkan Online Single Submission (OSS) Risk Based Approach (RBA) atau OSS Berbasis Risiko yang semakin memudahkan pelaku usaha mendapatkan izin usaha.
“Undang-undang ini kita harapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak. Sebab kalau kita potret dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 84 persen pertumbuhan ekonomi nasional itu kontribusinya dari konsumsi dan investasi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, konsumsi masyarakat berkaitan erat dengan daya beli, dan daya beli berkaitan dengan kepastian pendapatan. Maka Kepastian pendapatan itu bisa terjadi jika ada lapangan pekerjaan, dan terwujudnya lapangan pekerjaan ini didukung oleh sektor swasta
“Makannya dunia usaha yang dipimpin pak Arsjad ini (Ketua Umum Kadin) sebagai pahlawan bangsa sekarang. Karena kalau enggak, chaos ini negara kalau pengusaha tidak kuat,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fase Transformasi Ekonomi
Disamping itu, terkait investasi menyebut Indonesia tidak mungkin masuk dalam satu fase transformasi ekonomi untuk memberikan nilai tambah tanpa ada hilirisasi dan industrialisasi. Menurutnya semua itu membutuhkan modal melalui investasi.
“Kita tidak mungkin masuk pada satu fase transformasi ekonomi untuk memberikan nilai tambah tanpa industrialisasi dan hilirisasi, sehingga kita membutuhkan investasi dan kolaborasi,” pungkasnya.
Advertisement