Liputan6.com, Jakarta Berada dalam kelompok milenial mungkin menjadi tantangan karena harus menanggung beban, khususnya menopang perekonomian keluarga, atau dikenal dengan istilah sandwich generation.
Tak sedikit juga beberapa media memublikasikan mengenai milenial yang harus berjuang meningkatkan biaya hidup. Orang-orang yang termasuk kategori milenial juga mengalami dan merasakan resesi ekonomi.
Baca Juga
Misalnya, utang kuliah, biaya asuransi tinggi, tidak mendapatkan upah yang tinggi dalam pekerjaan, seolah masalah yang dihadapi berlapis-lapis.
Advertisement
Namun, ternyata sebuah studi yang dikutip melalui Forbes, Jumat (13/08/2021) menemukan bahwa milenial akan memiliki kekayaan lima kali lipat dari apa yang mereka miliki saat ini.
Meskipun demikian, mengutip laman Entrepreneurship ternyata milenial bisa menjadi generasi terkaya dalam sejarah dengan beberapa alasan sebagai berikut.
5 Alasan Milenial Jadi Generasi Terkaya
1. Baby Boomers akan Mewariskan Kekayaan Mereka
Wall Street Journal mengatakan bahwa generasi sebelum milenial diprediksi akan memberikan USD 68 triliun besar-besaran kepada anak mereka.
Maksudnya adalah orang-orang yang berusia 70 tahun ke atas diperkirakan memiliki kekayaan bersih hampir USD 35 triliun tahun ini.
Hal tersebut berarti baby boomers telah menimbun 157 persen dari produk domestik bruto (GNP) suatu negara dan akan memberdayakan generasi setelahnya.
2. Milenial Memahami Investasi Cryptocurrency
Tren investasi Bitcoin dan cryptocurrency sedang hangat di masyarakat secara umum. Masyarakat yang lahir pada 1981-1996 tumbuh dewasa selama resesi ekonomi. Hal tersebut yang membuat citra sistem perbankan seperti tidak menjanjikan.
Ringkasnya, secara anekdot mereka tidak mengembangkan kepercayaan yang sepenuhnya terhadap bank. Oleh karena itu, melihat peluang dari cryptocurrency dinilai sebagai kesempatan mereka untuk melakukan investasi.
Bahkan, hal menarik lainnya adalah ternyata hanya ada 21 Bitcoin yang akan diproduksi⎼tidak seperti mata uang kertas⎼ yang mana Federal Reserve dapat memasukkan lebih banyak keuntungan di dalam sirkulasi investasi jenis ini.
Lalu, apa alasan milenial lebih tertarik berinvestasi dalam cryptocurrency?
Investasi jangka panjang ini terlihat lebih menjanjikan karena ada jaminan dana pensiun di masa tua nanti. Tak hanya itu, mereka juga aktif berdagang, membeli barang dan jasa melalui aplikasi daring menggunakan mata uang ini.
Oleh karena itu, prediksi para ahli adalah Bitcoin akan kembali menguat pada 2030 yang dapat mencapai USD 500 ribu.
Advertisement
3. Menghasilkan Lebih Banyak Uang
Menurut penelitian yang dilakukan The Pew Research Center, ditemukan rumah tangga milenial saat ini memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan orang tua mereka atau generasi yang lebih tua.
Pendapatan rumah tangga yang dihasilkan satu kepala rumah tangga dari usia 54-72 tahun berada di tingkat tertinggi. Sementara itu, rumah tangga gen-X saat ini dari usia 38-53 tahun hampir sama dengan pendapatan rumah tangga di usia yang sama pada beberapa dekade lalu⎼yaitu generasi orang tua mereka.
Pendapatan rata-rata sebuah keluarga AS sekitar USD 69 ribu atau setara dengan Rp 994,4 juta pada 2017. Angka tersebut merupakan peningkatan dari setiap tahunnya dari tahun 2000.
Metodologi dan sumber data yang digunakan dalam penelitian menemukan kepala rumah tangga saat ini yang berusia lebih muda memiliki upah yang hampir setara. Oleh karena itu, peluang tersebut bisa menjadi salah satu alasan gen-X menjadi generasi terkaya dalam sejarah.
4. Pengelolaan Uang dengan Cara Berbeda
Mengatur finansial yang dilakukan lebih berbeda dibandingkan generasi sebelumnya disebabkan karena adanya peralihan uang digital.
Dengan berbagai pertimbangan pengeluaran yang perlu dipikirkan, membuat mereka mencari cara untuk mendapatkan pinjaman atau menunda pembelian rumah.
Selain itu, cara umum yang dilakukan lainnya adalah mencari pekerjaan sampingan, menggunakan penasihat daring untuk berinvestasi, dan menghemat segala pengeluaran.
Melalui perangkat digital dan bantuan teknologi, generasi milenial memiliki opsi keuangan yang lebih beragam. Contohnya, perangkat lunak untuk mengatur pengeluaran, memiliki aplikasi otomatis mengenai finansial, hadiah kartu kredit, dan sebagainya.
Reporter: Caroline Saskia