Sukses

Populer di Negara Maju, Indonesia Masih Godok Konsep Blue Economy

Bappenas Masih Godok Konsep Blue Economy dalam Pemanfaatan Potensi Kelautan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia masih menggodok konsep Blue Economy yang digadang-gadang menjadi salah satu aspek yang mampu membangkitkan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Suharso Manoarfa mengatakan konsep Blue Economy ini sedang populer di beberapa negara maju dalam beberapa tahun terakhir. Konsep Ekonomi Biru ini dipandang sangat pantas bagi negara maritim seperti Indonesia.

Hingga saat ini, dia mengakui Blue Economy masih dalam penggodokan dan masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah Indonesia.

Model ekonomi biru ini akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Redesain Transformasi Ekonomi Indonesia Pasca-Covid-19 yang sedang disusun oleh Bappenas.

“Tentunya, model ekonomi biru akan memiliki konsekuensi pada perubahan paradigma perilaku masyarakat untuk lebih cinta lingkungan, lebih memperhatikan sumber daya hayati, dan berusaha untuk menjaga kelestariannya, serta diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak,” katanya dalam webinar Penguatan Blue Economy Pasca-Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Maju, Minggu (15/8/2021).

Lebih lanjut ia mengatakan, konsep ekonomi biru ini masuk dalam ekonomi hijau yang mengedepankan konsep keberlanjutan yang tidak merusak lingkungan. Bedanya, Blue Economy berfokus pada ekosistem potensi perekonomian laut.

 

2 dari 2 halaman

Tiga Prinsip

Mengacu pada berbagai potensi dan tantangan yang ada di lingkup kelautan Indonesia, Ia menuturkan ada tiga prinsip dalam menuju implementasi Blue Economy di Indonesia.

Aspek yang akan dikedepankan dalam pembangunan tersebut diantaranya Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan.

Pada aspek ekonomi akan diupayakan peningkatan keamanan di lautan. Misalnya dengan pengamanan wilayah tangkap ikan atau zona ekonomi bagi penangkap ikan lokal.

“Selain itu juga dengan mengoptimalkan tangkapan ikan, tapi dengan memperhatikan tak adanya overfishing, serta pencegahan peningkatan limbah di lautan,” katanya.

Sementara itu, pada aspek sosial, ia memandang caranya dengan mengembangkan pendapatan nelayan dan kehidupan sehari-hari nelayan.

Pada aspek ini juga diharapkan akan mampu melibatkan dan memajukan tenaga perempuan dalam blue economy. Misalnya, dengan andil pada aspek pendukung kegiatan nelayan yang mencari ikan.

Lalu, pada aspek lingkungan, diharapkan penerapan blue economy ini juga mampu membuat pantai menjadi lebih bersih karena menekan jumlah sampah ke lautan. Selain itu, juga meningkatkan pembangunan berkelanjutan minim karbon.

“Mengurangi emisi gas rumah kaca, pariwisata dan peningkatan yang lebih bertanggung jawab, termasuk ekosistem mangrove,” katanya.