Liputan6.com, Jakarta President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan teknologi baru dan kapabilitas menjadi sebuah konsep game changers industri bandara di masa depan.
“Ada satu yang kemudian sangat ekplisit bahwa new technology dan capabilities menjadi sebuah konsep game chargers airport Industry di masa depan,” kata Awaluddin dalam Indonesia Smart Airport Forum 2021 (ISAF 2021), Rabu (18/8/2021).
Baca Juga
Dia menjelaskankan, AP II sendiri pada lima tahun yang lalu tepatnya tahun 2016 telah melakukan analisa jangka panjang terkait 5 game chargers dalam mentransformasi industri bandara udara yang perlu dipahami.
Advertisement
Adapun lima game charger transformasi industri bandara udara yang dimaksud Awaluddin, diantaranya differentiated airports yaitu posisi strategis yang lebih jelas dari masing-masing bandara. Kedua, bandara sebagai tujuan belanja; ketiga, logistik dan e-commerce; keempat , Airports City yaitu pengembangan sisi terpadu bandara.
Kelima, connected airports yaitu transformasi digital bandara yang terhubung untuk efisiensi dan pengalaman pelanggan yang unggul. Termasuk manajemen fasilitas, manajemen arus penumpang, kolaborasi pemangku kepentingan, dan manajemen lalu lintas dan landasan pacu. Dimana connected airports ini termasuk dalam pengembangan teknologi baru dan kapabilitas.
“Kalau kita lihat disini program transformasi kita pada saat kita set up 5 tahun yang lalu sangat diwarnai dengan ide besar ini. Jadi, ide mentransformasi infrastruktur sistem operasi kita dalam sebuah pemahaman untuk meningkatkan customer experience dan meningkatkan operating efisiensi di bandara, dan mengkolaborasikan antar stakeholder,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Transformasi AP II
Disamping itu, setelah memahami 5 game chargers tersebut, Awaluddin menyebut AP II mulai bertransformasi menuju next airport 4.0 yang memiliki 3 tujuan utama, pertama, mendorong customer experience atau pengalaman pelanggan.
“Improving customer experience, jadi menyempurnakan bagaimana kita melayani pelanggan. Topik ini menjadi sebuah isu besar kemudian menjadi fokus kita membenahi bandara dalam transformasinya,” ujarnya.
Kedua, AP II melakukan increasing operating efficiency yaitu memangkas operasi bandara; Ketiga, business enhancement yakni mengembangkan peluang yang diambil dari kapabilitas infrastruktur yang kemudian bisa membuat sebuah bisnis baru.
“Komitmen inilah yang kemudian dituangkan dalam dokumen strategis perusahaan, bagaimana antara komitmen dan konsistensi itu sudah kita rangkai, visinya kita tetapkan the best smart connected Airport operator in the region, jadi itu sudah masuk dalam visi,” pungkasnya.
Advertisement