Sukses

Indonesia Impor Vaksin USD 150 Juta di Juli 2021, Ini Daftar Negara Asalnya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas farmasi mengalami peningkatan selama Juli 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor komoditas farmasi mengalami peningkatan selama Juli 2021. Peningkatan terbesar utamanya terjadi pada impor vaksin.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, impor produk farmasi memakan anggaran sebesar USD185,9 juta. Khusus vaksin, memakan dana sebesar USD150 juta.

"Kalau kita lihat secara detail komoditas impor nonmigas yang mengalami peningkatan adalah produk farmasi yang bertambah pada bulan Juli ini. Sebesar USD 185,9 juta," kata Margo dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (18/8).

"Secara detail peningkatan terbesar terjadi pada peningkatan impor vaksin. Impor vaksin meningkat USD 150 juta," sambungnya.

Adapun vaksin paling banyak diimpor dari Tiongkok atau China. Sementara itu negara lain yang turun mengekspor ke Indonesia adalah Jepang dan Spanyol. Dari negara nya itu berasal dari Tiongkok, Jepang dan Spanyol. Sidenya terbesar Tiongkok," tandasnya.

Repoter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Impor Turun di Juli 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2021 mencapai USD15,11 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 12,22 persen dibanding perdagangan di Juni 2021.

"Impor Indonesia pada Juli 2021 mencapai USD15,11 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis bulanan, Jakarta, Rabu (18/8.

Adapun impor yang turun karena impor migas turun sebesar 22,28 persen dan non migas turun 10,67 persen. Sementara itu, nilai impor Juli ini dibanding Juli 2020 masih mengalami penurunan sebesar 44,44 persen.

"Kalau kita rinci dibanding Juli 2020, migas dan non migas meningkat. Untuk migas meningkat 86,38 persen dan non migas meningkat 40,21 persen," kata Margo.

Sementara itu, impor menurut penggunaan barang, secara month to month (mtm) impor barang konsumsi, penolong dan modal mengalami penurunan. Barang konsumsi turun 1,22 persen, bahan baku penolong turun 12,37 persen, barang modal turun 18,58 persen.

"Secara tahunan atau year on year mengalami penurinan pada barang konsumsi naik sebesar 45,97 persen, bahan baku penolong naik 54,61 persen, barang modak naik sebesar 5,38 persen," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com