Liputan6.com, Jakarta - Saat ini Angkasa Pura II (Persero) terus mengembangkan implementasi konsep Smart Airport yang berbasis teknologi sehingga menjamin kemudahan, kenyamanan, dan keamanan yang mutakhir, sehingga mengoptimalkan operasional bandar udara.
Menanggapi, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan penerapan smart airport ini harus bisa meningkatkan pendapatan Angkasa Pura II, jika tidak maka akan percuma saja.
“Percuma kita bikin smart airport, tapi tidak bisa meningkatkan performa dari revenue Angkasa Pura II misalnya. Kemudian kita harus memberikan layanan dan pengalaman customer satisfaction penumpang yang lebih baik, lebih hemat, dan benar-benar di didukung oleh teknologi keamanan Smart security,” kata Hammam dalam Indonesia Smart Airport Forum 2021 (ISAF 2021), Rabu (18/8/2021).
Advertisement
Baginya, konsep Smart Airport adalah sebuah bandara yang memiliki kecerdasan, dimana setiap komponen-komponen di dalam sistem bandara tersebut haruslah memiliki keunggulan bahwa smart airport itu harus bisa meningkatkan pendapatan.
Disamping itu, dalam mengimplementasikan konsep smart airport juga harus dilihat dari sisi pemanfaatan energinya. Smart Airport harus memiliki inisiasi untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan sehingga bisa mengurangi gas rumah kaca.
“Dalam upaya mengoperasikan seluruh Smart airport kita lihat juga dari sisi pemanfaatan energinya. Apakah dia memiliki inisiasi-inisiasi untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan yang ujungnya tentunya haruslah bisa mengurangi gas rumah kaca,” jelasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Zero Emisi
Menurutnya, zero emisi memang merupakan tujuan untuk menuju teknologi hijau yang diarahkan Presiden sebagai green ekonomi. Sehingga implementasi konsep Smart Airport oleh Angkasa Pura II juga harus mengacu pada green economy.
“Apakah bandara kita itu bagian daripada Green economy? tentu saja dan karenanya kita haruslah berupaya membangun ekosistem di dalam Smart airport ini. Agar seluruh indikator-indikator seperti penerapan teknologi hijau, bagaimana menurunkan emisi dari bandara kita, itu menjadi perhatian kita,” ujarnya.
Dia berpendapat bahwa Smart Airport ini bisa menggunakan berbagai teknologi internet of thing dengan memasang sensor-sensor yang canggih memanfaatkan digital Network yang merupakan jaringan yang konvergen.
“Jadi kita dari sisi energi juga kita bicara tentang Smart Green yang memungkinakn operasi yang reliable di dalam pengoperasian bandara kita, dan didukung oleh sistem integrasi yang pada ujungnya pasti akan dinikmati oleh pengguna layanan smart airport atau bandara cerdas ini,” pungkasnya.
Advertisement