Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menilai sinergi antara Kementerian Perhubungan dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) penting untuk menjaga keselamatan dalam transportasi.
Informasi cuaca dan berbagai instrumen pendukungnya dipandang mampu menjaga keselamatan khususnya pada sektor angkutan penyeberangan.
Baca Juga
“Dukungan informasi iklim dan cuaca dari BMKG sangat penting peranannya dalam transportasi, dalam rangka meningkatkan aspek keselamatan, guna mencegah terjadinya korban jiwa dan kerugian,” katanya dalam FGD virtual bertema “Waspada Cuaca, Tingkatkan Keselamatan Jalur Penyeberangan” yang diselenggarkan oleh BMKG pada Rabu (18/8/2021).
Advertisement
Menhub menjelaskan, pelaksanaan fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran angkutan sungai, danau, dan penyeberangan (ASDP), saat ini menjadi tugas dari Ditjen Perhubungan Darat melalui Direktorat Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan.
“Mulai 1 Juni 2021, pelaksanaan keselamatan dan keamanan pelayaran ASDP menjadi tugas dari Ditjen Perhubungan Darat, yang sebelumnya dilaksanakan oleh Ditjen Perhubungan Laut,” katanya dala keterangan resmi.
Menhub mengungkapkan, saat ini terdapat 238 pelabuhan laut yang direncanakan melayani angkutan penyeberangan. Dimana saat ini sudah 208 pelabuhan laut yang sudah melayani angkutan penyeberangan.
Dengan adanya pengembangan jaringan pelayanan penyeberangan melalui konsep sabuk lintas, menurut Menhub, berpotensi untuk menjangkau 2.342 pulau berpenghuni dan 31 pulau kecil terluar yang berpenghuni.
Untuk itu, lanjut Menhub, sinergitas antara BMKG dan Kemenhub sangat diperlukan untuk menjaga aspek keselamatan dari angkutan penyeberangan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aspek Pendukung
Dengan begitu, Menhub Budi Karya berharap beberapa peningkatan dilakukan oleh BMKG untuk meningkatkan aspek keselamatan angkutan penyeberangan.
Diantaranya, pemasangan alat atau sensor observasi cuaca maritime (AWS, HF Radar) pada pelabuhan penyeberangan, penempatan petugas BMKG pada pelabuhan yang padat aktivitas dan berada pada area rawan perubahan cuaca ekstrim.
Kemudian, sosialisasi kepada stakeholder pelabuhan penyeberangan terkait informasi cuaca, memberikan pelatihan kepada petugas di pelabuhan penyeberangan dalam membaca dan mengevaluasi data terkait cuaca, dan Integrasi data terkait informasi cuaca. Misalnya, integrasi dengan peta pelayaran digital yang diterbitkan Pushidros TNI AL.
Sementara itu, di pihak Kemenhub juga perlu meningkatkan fungsi stasiun (local port service/LPS), yang selain melayani untuk pengaturan kapal, juga menjadi pusat informasi cuaca maritim di pelabuhan penyeberangan.
“Saya meminta kepada seluruh stakholder pelabuhan penyeberangan agar senantiasa bersikap waspada, sigap, patuh dan disiplin dalam menjaga aspek keselamatan dan keamanan angkutan penyeberangan kita. Sehingga masyarakat pengguna jasa merasa aman menggunakan angkutan penyeberangan,” pinta Menhub Budi Karya.
Advertisement