Sukses

Menteri ATR Sofyan Djalil: Kelembagaan di Indonesia Masih Perlu Diperkuat

Menurut Sofyan Djalil, meskipun sudah maju tetapi kelembagaan di Indonesia masih perlu diperkuat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil mengatakan, kelembagaan di Indonesia masih jauh kompetitifnes. Oleh sebab itu menurutnya perlu adanya penguatan baik di pusat hingga tingkat desa.

“Saya pikir secara kelembagaan Indonesia dan kelembagaan sosial sudah lebih baik tetapi ada masalah-masalah, misalnya masyarakat kita masih jauh dari kompetitifnes, kelembagaan di pedesaan walaupun sudah maju tetapi masih perlu diperkuat,” kata Sofyan dalam sambutannya di HUT LP3ES, Kamis (19/8/2021).

Oleh karena itu untuk memperkuat kelembagaan di Indonesia diperlukan peran Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) untuk bisa memberdayakan masyarakat, salah satunya dalam bidang koperasi.

Dia menjelaskan, saat ini dibutuhkan koperasi yang kooperatif bukan 'kooperasi'. Dulu pendekatan pembangunan koperasi terlalu teknokratik dan banyak korupsinya, sehingga koperasi tidak kooperatif.

“Dulu karena pendekatan pembangunan koperasi terlalu teknokratik banyak korupsinya sehingga koperasi menjadi kooperasi, sedikit sekali koperasi yang betul-betul menjadi menjadi kooperatif. Mungkin di sini LP3ES bisa berperan,” ujarnya.

Di samping itu, Menteri Sofyan juga membahas terkait lembaga Bright Bangladesh Forum (BBF), yang merupakan sebuah organisasi pembangunan sukarela non-pemerintah yang membayangkan masyarakat yang damai, di mana orang-orang menjalani kehidupan yang bahagia, sehat dan bermartabat bebas dari diskriminasi, kekerasan dan kemiskinan, yang serupa dengan LP3ES.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Mencerahkan Kaum Intelektual

Memang terdapat perbedaan antara lembaga Bright di Bangladesh dengan LP3ES. Dimana LP3ES didirikan untuk mencerahkan kaum intelektual, namun lembaga Bright tujuannya untuk menyelesaikan dan membantu pemerintah dalam pembangunan ekonomi masyarakat.

“Saya bisa melihat kita membandingkan dengan baik di Bangladesh, memang pendekatannya beda kalau LP3ES itu didirikan untuk mencerahkan kaum intelektual tapi bright di Bangladesh didirikan untuk mengatasi dan menyelesaikan membantu pemerintah untuk pembangunan Ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Kendati begitu, di berharap LP3ES juga bisa mencontoh lembaga Bright dari Bangladesh agar bisa berkontribusi lebih relevan kedepannya dan memberikan dampak yang luar biasa kepada bangsa Indonesia.

“Apakah bisa kemudian LP3ES ke depan hingga 50 tahun yang akan datang akan terus memberikan kontribusi yang cukup relevan dan impact full kepada bangsa kita,” pungkasnya.