Liputan6.com, Jakarta - Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menilai Indonesia yang merupakan negara kepulauan sebagai miniatur dunia dalam masalah pengendalian air. Itu karena seluruh problem penanganan air dari berbagai belahan dunia seperti kekeringan hingga banjir terhampar di Nusantara.
"Indonesia itu kalau masalah challenge kurang lebih kayak miniatur dunia. Jadi semua masalah hampir ada," kata Water Specialist AIIB David Ginting dalam sesi bincang virtual, dikutip Jumat (20/8/2021).
David mencontohkan polusi air di sungai-sungai Bangladesh akibat kegiatan industri tekstil. Hal serupa juga terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Sungai Ciliwung.
Advertisement
"Terus kita ngomongin kekeringan di Afrika Utara sana, padahal itu deket aja ke NTB/NTT. Banjir juga lagi rame, kemarin kontrakan saya di Kemang juga banjir," ungkap David.
"Jadi kurang lebih secara permasalahan kita itu lengkap. Dan kembali lagi, infrastruktur itu perlu, dan improvement of management, yang mana kita sebagai development partner kita berusaha support," tegasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Membantu Pembiayaan
Menurut dia, Pemerintah RI sebetulnya sudah tahu bagaimana cara menangani hal tersebut jika mengacu apa yang sudah terjadi dan tengah dihadapi. AIIB disebutnya hanya bisa membantu dari sisi pembiayaan dan rekomendasi untuk proyek-proyek infrastruktur air yang disiapkan.
"Pemerintah kita itu they know the best historically, apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka sudah hadapi. Kami di sini membantu untuk membantu apa yang sudah direncanakan, dan kita juga bisa kontribusi dengan best practices, lessons learn dari negara-negara lain," kata dia.
David menceritakan, AIIB hingga saat ini sudah menyetujui pembiayaan kurang lebih sekitar USD 2,3 miliar (Rp 33 triliun) untuk 11 proyek infrastruktur air. Investasi itu tersebar di 7 negara, salah satunya di Indonesia dengan 2 proyek air
"Kalau ngomongin infrastruktur Indonesia lengkap, tapi masih ada kebutuhan khususnya untuk modernisasi dan adopting technologies," ujar David.
Advertisement