Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Ultra Mikro digadang mampu untuk mendorong usaha ultra mikro masyarakat untuk bangkit melalui skema pembiayaan. Dasarnya, banyak usaha ultra mikro yang lari ke luar pinjaman formal yang minim keamanan.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengmbangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto S Ginting menuturkan menurut data yang dimilikinya sekitar 45 juta di tahun 2018. 15 juta pelaku usaha diantaranya telah terlayani oleh sektor formal.
Baca Juga
Sementara, 7 juta pelaku usaha lainnya meminjam ke kerabat, dan lima juta lainnya kepada rentenir. Sehingga sisanya belum terlayani sekitar 18 juta pelaku usaha.
Advertisement
“Ini yang jadi fokus utama holding Ultra Mikro, kita harapkan melalui mereka akses lembaga formal ini mereka bisa lebih terlindungi,” katanya dalam Webinar Holding BUMN Ultra Mikro, Upaya Pacu Pemulihan Ekonomi Nasional, seperti ditulis Sabtu (21/8/2021).
Ia menilai, bahwa sektor usaha ultra mikro ini memiliki tantangan yang relatif kompleks. Sedikitnya, ia merinci lima tantangan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha ultra mikro.
Pertama, Kurangnya akses layanan keuangan formal seperti pinjaman, investasi, pembayaran, bahkan pemberdayaan). Kedua, biaya pinjaman yang cukup tinggi seperti biaya bunga yang dibebankan kepada masyarakat.
Ketiga, jaringan distribusi yang terbatas, dan keempat, rendahnya inklusi keuangan dan literasi keuangan.
“Kelima, membutuhkan waktu yang lama untuk naik kelas karena produk mereka relatif mungkin masih perlu ditingkatkan kualitasnya dan juga kapasitas produksinya terbatas akses dana,” tuturnya.
Kelima tantangan tersebut, dipandang Loto, membuat para pelaku usaha ultra mikro tersebut menjadi semakin terbatas untuk mengembangkan usahanya untuk naik kelas.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Manfaat Holding BUMN Ultra Mikro
Lebih lanjut, Loto menjabarkan beberapa manfaat yang didapatkan dari beroperasinya holding BUMN ultra mikro. Sinergi antara BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani diharapkan mampu memberikan manfaat signifikan kepada pelaku usaha.
Sinergi ketiganya, akan memunculkan output berupa potensi sumber dana alternatif yang lebih murah, penurunan risk premium. Kemudian, sinergi co-location, digitalisasi, dan peningkatan produktivitas. Lalu, optimalisasi point of sales aik outlet, agen, maupun tenaga pemasar.
“Diharapkan bisa juga pendanaan itu diperoleh baik dari dana yang lebih murah maupun penyertaan langsung dari BRI atau peningkatan kualitas rating dari adanya sinergi ini,” katanya.
Sementara itu, manfaat yang didapatkan diantaranya, penurunan cost of fund, penurunan biaya operasional per outstanding pinjaman Usaha ultra mikro (UMi), dan penyaluran pinjaman UMi lebih optimal.
Upaya-upaya tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pelaku usaha UMi untuk mendapatkan kemudahan akses pembayaran, perolehan pendanaan murah, dan peningkatan kapasitas usaha (naik kelas).
Manfaat Bagi Stakeholders
Selain manfaat yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, Loto menuturkan beberapa manfaat juga yang akan didapatkan para stakeholders utama, seperti pemerintah dan bagi BUMN Ultra Mikro.
Bagi pemerintah, manfaatnya bisa didapatkan dengan meningkatkan inklusi keuangan, mempercepat proses segmen ultra mikro untuk naik kelas, membangan database untuk optimalisasi penyaluran program dan bantuan pemerintah.
Sementara untuk BUMN ultra mikro yakni peningkatan portofolio penyaluran pembiayaan dan peningkatan valuasi perusahaan.
Lalu, Cost of fund yang lebih rendah dan biaya operasional yang lebih efisien. Serta optimalisasi jaringan unit kerja dan tenaga pemasar antara BUMN.
“Dengan adanya Holding Ultra Mikro ini, maka pembiayaan semakin didekatkan, dimudahkan, dan dimurahkan,” tutup Loto.
Advertisement