Sukses

Wamen Angela Tanoesoedibjo Ungkap Peran Penting Perempuan di Ekosistem Ekonomi Kreatif

Jumlah konsumen perempuan milenial yang besar dan terus berkembang ini adalah potensi yang dapat mendukung berkembangnya usaha lokal di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menjelaskan, kaum perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan usaha lokal. Hal ini karena hampir setengah penduduk Indonesia adalah perempuan.

Angela merincikan, dari seluruh perempuan di Indonesia Indonesia, kurang lebih 133,54 juta perempuan atau sekitar 25,87 persen adalah milenial dan 49,7 persen adalah pengguna internet.

“Jumlah konsumen perempuan milenial yang besar dan terus berkembang ini adalah potensi yang dapat mendukung berkembangnya usaha lokal di Indonesia," kata dia di Jakarta, Minggu (22/8/2021).

Di sisi lain dalam kondisi pandemi seperti saat ini belanja online menjadi sebuah pilihan yang tak terelakan. sehingga ia meminta pengusaha-pengusaha di Indonesia bisa beradaptasi dengan digitalisasi.

Oleh karenanya dia berharap kolaborasi yang mendukung ekosistem usaha ekonomi kreatif indonesia dapat terus dilanjutkan sehingga merek-merek Indonesia yang merupakan bagian dari ekonomi kreatif bisa menjadi pemenang di pasar lokal maupun internasional.

"Di era digital serta demografi ini turut jadi bagian dari penciptaan lapangan kerja seluas-luasnya. Kemenparekraf dalam hal ini berkomitmen untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia dengan program upskilling, reskilling dan entrepreneurship di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Menlu Retno: Perempuan Bisa Jadi Agen Perdamaian

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi terus menekankan pentingnya perempuan dalam perdamaian dunia. Kehadiran perempuan bisa berperan sebagai negosiator perdamaian, serta penyembuh bagi para perempuan yang jadi korban perang.

Ia menjabarkan pentingnya kehadiran lebih banyak peacekeeper (penjaga perdamaian) dari kalangan kaum hawa.

"Dalam perang, anak dan perempuan jadi korban utama, tapi peacekeepers-nya mayoritas laki-laki. Konflik sering kali terjadi di wilayah yang memiliki kultur perempuan dilarang bicara dengan laki-laki asing. ujar Menlu Retno Marsudi pada acara: A Conversation by Menlu Retno Marsudi with Women Chief Editors, Jumat (9/7).

Kehadiran peacekeeper perempuan bisa membantu para korban perempuan agar mau lebih membuka diri. Ini dinilai penting untuk mengetahui pengalaman apa yang mereka lalui, serta membantu penyembuhan secara psikologis. 

Perempuan juga dibutuhkan sebagai negosiator perdamaian. Menlu Retno yakin hasil negosiasi akan lebih kuat dengan adanya partisipasi perempuan. 

"Di lapangan muncul kebutuhan peace keepers perempuan dengan profesi beragam, termasuk negosiator," ucap Menlu Retno. "Jika negosiator perempuan terlibat dalam negosiasi hasilnya lebih kuat daripada hanya laki-laki yang bernegosiasi."