Liputan6.com, Jakarta - Penerimaan pajak tahun ini bakal turun hingga Rp 87,1 triliun. Hal tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (23/8/2021).
Perkiraan Sri Mulyani kali ini lebih tinggi dari perkiraan sebelum yang diangka Rp 53,3 triliun. Kenaikan ini karena penyebaran Covid-19 varian delta.
Baca Juga
"Pajak agak mengalami shortfall yaitu Rp 87,1 triliun," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Dengan begitu, maka proyeksi penerimaan pajak negara tahun ini yang semula Rp 1.176,3 triliun menjadi Rp 1.142,5 triliun. Angka ini lebih rendah dari target APBN yakni Rp 1.229,6 triliun.
"Penerimaan pajak akan lebih rendah dari target dengan adanya PPKM akibat varian delta yang pengaruhnya muncul di semester II atau kuartal III," kata Sri Mulyani.
Dengan begitu penerimaan pajak paruh kedua tahun ini hanya tumbuh 6,6 persen, lebih rendah dari semester I-2021 yang mampu tumbuh 8,8 persen.
Penerimaan pajak di semester I tercatat sebesar Rp 557,8 triliun dari target Rp 1.229,6 triliun. Capaian ini naik 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 531,77 triliun.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mulai Pulih
Terdapat beberapa sektor yang penerimaan pajak mulai pulih, seperti industri pengolahan tumbuh 5,7 persen, perdagangan tumbuh 11,4 persen, serta informasi dan komunikasi tumbuh 15,8 persen.
Sementara itu sektor lainnya yang masih mengalami kontraksi antara lain konstruksi minus 16 persen, pertambangan minus 8,1 persen, jasa keuangan minus 3,9 persen, industri transportasi dan pergudangan minus 1,1 persen.
Adanya koreksi outlook tersebut membuat penerimaan pajak tahun ini hanya mencapai Rp 1. 735,7 triliun atau 99,5 persen dari target.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement