Liputan6.com, Jakarta Wawancara kerja yang dilakukan secara virtual menjadi tantangan yang baru. Peralihan yang serba digital ini tidak memungkinkan setiap pelamar kerja untuk datang mengantre bersama pelamar lainnya untuk melakukan wawancara.
Perubahan yang mengubah segalanya membuat pertanyaan baru muncul dalam benar banyak orang. Menunggu pengumuman pendaftaran pekerja baru adalah hal yang ditunggu-tunggu, mengingat kondisi pandemi saat ini membuat sebagian orang kehilangan pekerjaan.
Namun, semenjak pemberlakuan vaksinasi COVID-19, beberapa perusahaan mulai kembali beroperasi dengan membatasi jumlah karyawan yang masuk.
Advertisement
Beberapa pemimpin tetap memutuskan memilih bekerja langsung karena ketidaksesuaian pekerjaan yang harus dilakukan secara online.
Meskipun kegiatan dan aktivitas rutin seperti rapat dijalankan secara ritual, terdapat batasan dan ketidakmampuan untuk membuat koneksi seperti saat bertatap muka secara langsung. Oleh karena itu, tidak sedikit pelamar yang sudah melakukan wawancara secara virtual.
Mungkin hal ini dapat menguntungkan perusahaan dan pelamar kerja karena menghemat biaya transportasi dan akses yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Tenaga yang dikeluarkan pun menjadi lebih sedikit karena perasaan gugup saat melamar bisa lebih dikontrol.
Untuk menemukan tips dan langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum wawancara, Raines⎼perusahaan konsultan pencapaian dan kepemimpinan eksekutif⎼ mewawancarai pelamar yang melakukan wawancara dengan Zoom ataupun Microsoft Teams.
Wawancara telah dilakukan selama 18 bulan terakhir untuk menemukan dan menentukan bakat dan kepemimpinan guna mendorong transformasi bari.
Melansir dari Forbes, Jumat (27/8/2021), berikut adalah tips yang dapat dilakukan untuk wawancara kerja secara virtual.
Tips yang Perlu Diperhatikan
Catat Bahwa Lebih Banyak Tidak Selalu Lebih Baik
Keuntungan dari melakukan wawancara secara virtual adalah harus memiliki kemampuan untuk melihat kandidat lebih cepat dibanding sebelumnya.
Jika Anda hanya dapat mewawancarai sebanyak 40 orang saja untuk satu posisi, tidak berarti Anda harus melakukannya.
Kemudian, jangan membuat jadwal yang secara berurutan untuk menghindari interaksi antar pelamar. Buat jeda antara 10-15 menit sebelum wawancara untuk mengkaji kembali surat lamaran yang dikumpulkan beserta pilihan posisi kerja.
Kedua, siapkan pertanyaan yang sesuai agar Anda dapat mengetahui bagaimana pola pikir dari calon pekerja. Setelah itu, kembali alokasikan waktu untuk mencatat poin penting atau skor tertentu untuk menilai setiap pelamar.
Hal yang menjadi catatan adalah semakin Anda menunggu untuk melakukan pencatatan, semakin besar kebingungan yang akan dirasakan untuk memilih kandidat. Informasi detail dan penting nantinya dapat terabaikan.
Coba Samakan Kedudukan
Apabila wawancara salah satu pelamar dilakukan melalui telepon, lalu giliran selanjutnya coba lakukan secara video call, hasil wawancara yang sudah selesai dapat dievaluasi secara berbeda.
Awalnya mungkin sulit untuk mewawancarai setiap kandidat dengan cara yang sama, tetapi solusi yang bisa ditawarkan bisa dengan menetapkan standar sebanyak mungkin untuk mengurangi bias. Misalnya, bias kedekatan orang-orang terdekat.
Saran lainnya adalah mengembangkan pertanyaan wawancara terstruktur yang telah ditentukan sebelumnya.
Kemudian, buat skala penilaian yang jelas dan konsisten agar dapat digunakan oleh seluruh tim wawancara saat menilai pelamar kerja dari segi kualifikasi dan jawaban yang diberikan.
Ketiga, pastikan setiap informasi yang diterima, baik negatif maupun positif dapat diterima secara objektif. Jangan hanya mengatakan calon pekerja terlihat lesu atau membosankan saja, tetapi berikan alasan-alasan konkret beserta bukti.
Keempat, apabila memungkinkan, hindari lakukan evaluasi kelompok terhadap kandidat sampai seluruh tim wawancara selesai melakukan wawancara. Tujuannya agar sistem penilaian yang diberikan bisa lebih netral.
Advertisement
Hindari Gangguan/Distraksi
Singkirkan segala gangguan atau distraksi yang dapat memecah fokus Anda. Umumnya, setiap orang mudah tergoda dan terlena dengan keadaan sekitar, seperti memerika surel, mengecek notifikasi gawai, dan sebagainya.
Sebaiknya hindari hal-hal seperti itu agar informasi dan data yang Anda terima saat melakukan wawancara bisa lebih mendalam dan bermakna sehingga dapat terlibat dalam diskusi yang substantif saat memilih pelamar kerja.
Pertahankan Energi Anda
Seperti yang diketahui dan dialami oleh semua orang, peralihan kegiatan yang serba daring ini lebih jauh melelahkan dibandingkan beraktivitas secara langsung. Ruang gerak yang terbatas dengan segudang pekerjaan membuat kita pun sebagai pegawai/karyawan hingga pejabat tinggi sekalipun kelelahan.
Oleh karena itu, saat melakukan wawancara jarak jauh, buatlah jeda antar wawancara dengan melakukan peregangan, mengambil camilan, minum air, dan sebagainya selama beberapa menit. Agar saat kembali melakukan wawancara pada giliran selanjutnya, energi Anda sudah lebih bertambah dibandingkan sebelumnya.
Jangan Hapus Pelamar Kerja Hanya Karena Latar Belakang
Tidak semua pelamar kerja memiliki ruang kerja yang khusus untuk bekerja dan hal tersebut tidak bisa dipaksakan kepada seluruh pelamar kerja. Oleh karena itu, hindari memberikan penilaian pada aspek-aspek tersebut,
Anda dapat lebih berfokus pada hal-hal yang mengacu pada intrusi sosial ekonomi. Lagi pula orang yang diwawancarai secara tidak langsung menunjukkan tempat pribadinya kepada tim perekrut kerja sehingga hal tersebut tidak bisa dimasukkan dalam aspek penilaian.
Jadilah pemimpin yang berempati dan memiliki pengertian serta toleransi di saat situasi seperti ini.
Reporter: Caroline Saskia