Sukses

AirBnB Tawarkan Tempat Tinggal Sementara Gratis ke 20 Ribu Pengungsi Afghanistan

Langkah membantu warga Afghanistan ini menjadi respons AirBnB terhadap salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Platform akomodasi online AirBnB memberikan tempat tinggal sementara di seluruh dunia kepada 20 ribu pengungsi Afghanistan. Akomodasi atau tempat tinggal sementara ini diberikan secara gratis. Langkah ini menjadi respons AirBnB terhadap salah satu krisis kemanusiaan terbesar di zaman ini.

CEO AirBnB, Brian Chesky mengharapkan para pemimpin bisnis lainnya juga melakukan hal serupa untuk membantu para pengungsi Afghanistan. 

Tawaran tersebut akan segera dilaksanakan. AirBnB melakukan kerja sama dengan organisasi nonpemerintah di lapangan untuk membantu menyelesaikan kebutuhan yang mendesak.

Melansir dari BBC, Rabu (25/8/2021), AirBnB belum menentukan secara spesifik terkait jumlah biaya yang akan dikeluarkan dalam inisiatif ini, serta jangka waktu yang akan diberikan kepada pengungsi untuk tinggal.

Namun, perusahaan akan berkolaborasi dengan agensi atau mitra tempat tinggal agar dapat memenuhi kebutuhan pengungsi dan mengembangkan inisiatif atau dukungan yang akan disesuaikan lebih lanjut sesuai kebutuhan.

Biaya ini akan didanai melalui kontribusi AirBnB dan Chesky, serta dana sumbangan yang berhasil dikumpulkan untuk pengungsi melalui Airbnb.org. Bagi masyarakat yang ingin membantu, AirBnB akan segera merilis informasinya lebih lanjut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tawaran Serupa Dilakukan pada Krisis Lainnya

Para pemilik properti di seluruh dunia yang bergabung dengan AirBnB sudah lama menawarkan bantuan berupa penyediaan tempat tinggal bagi orang-orang yang berada dalam krisis.

Skema ini dimulai sebagai respons terhadap peristiwa Badai Sandy pada 2012. Lebih dari 1.000 orang membutuhkan tempat tinggal darurat setelah kota New York dilanda badai tersebut.

Sejak saat itu, skema ini diklaim telah membantu lebih dari 75 ribu orang.

Lalu, perusahaan juga meluncurkan inisiatif Open Homes pada 2017, memungkinkan pemilik properti menawarkan rumah mereka secara gratis kepada orang-orang yang terkena bencana atau yang melarikan diri dari konflik.

Inisiatif tersebut menawarkan tempat tinggal gratis kepada orang-orang yang terkena dampak gempa Mexico, kebakaran hutan California, kebakaran hutan Australia, dan bencana lainnya.

Hal ini juga menyebabkan perusahaan mendirikan organisasi nirlaba independennya sendiri, Airbnb.org, untuk membantu orang-orang berbagi rumah dan sumber daya satu sama lain saat terjadinya krisis.

Organisasi tersebut memberikan dana darurat dan dukungan kepada Komite Penyelamatan Internasional (International Rescue Committee), HIAS dan Church World Service, untuk menyediakan tempat tinggal sementara bagi 1.000 pengungsi Afghanistan yang tiba pada minggu lalu. Tercatat 165 pengungsi sudah mendapatkan tempat tinggal sementara yang aman tak lama setelah mendarat di AS.

"Perumahan yang dapat diakses sangat dibutuhkan dan bersifat esensial," kata presiden Komite Penyelamatan Internasional, David Miliband.

Reporter: Shania