Sukses

Lewat KONTAG, GoTo Financial Bantu UMKM Non-Kuliner Tingkatkan Peluang Bisnis

GoTo Financial secara resmi meluncurkan KONTAG yang berfokus pada UMKM ritel di Indonesia, Rabu (25/08/2021).

Liputan6.com, Jakarta - GoTo Financial meluncurkan Komunitas Retail GoTo Financial (KONTAG) pada Rabu (25/08/2021). KONTAG digadang bisa menghapus hambatan yang dialami UMKM di luar industri kuliner untuk bisa bersaing.

Inisiatif ini khusus ditujukan kepada mitra usaha kecil menengah dari berbagai industri mulai dari industri fesyen, handicraft, penyedia jasa kecantikan, hingga pedagang eceran.

KONTAG menaungi mitra usaha gabungan Moka dan GoStore, Midtrans, Selly, serta GoSend dan GoShop. Komunitas ini merupakan bagian dari inisiatif Akademi Mitra Usaha (KAMUS) yang telah melatih lebih dari 50.000 UMKM di seluruh Indonesia selama tahun 2021.

“Limitasi yang ada sudah kami jalankan sejak lama. Ternyata masih relevan dan membantu usaha-usaha nonkuliner,” jelas Head of Merchant Platform Business GoTo Financial Novi Tandjung.

Menurut data dari UNESCO pada 2020, ditemukan bahwa tiga jenis UMKM yang paling terdampak pandemi COVID-19 yaitu kuliner sebesar 43,09 persen, jasa 26,02 persen, dan fashion sebesar 13,09 persen.

“Tanpa disadari hal ini dapat berdampak pada perekonomian nasional. Oleh karena itu, bantuan untuk pelaku UMKM di masa pandemi perlu menjadi perhatian seluruh pihak,” jelas Dirjen PDN Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

Pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) di Indonesia menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda ekonomi terbesar di Indonesia yang terkena imbas paling besar dari pandemi COVID-19. Akibatnya, tidak sedikit pengusaha kecil yang gulung tikar.

Umumnya, menurut Oke, UMKM di Indonesia mengalami lima permasalahan yang dihadapi setiap pengusaha kecil dalam skala nasional, yaitu penurunan daya beli, hambatan distribusi, akses permodalan dan pembiayaan, kesulitan bahan baku, dan terhambatnya produksi.

“Mengingat dampak pandemi sangat dirasakan seluruh pelaku UMKM, sudah sewajarnya kebijakan dari pemerintah menunjukkan keberpihakan kepada UMKM,” jelas Oke. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Optimis di Tengah Keterbatasan

Melihat permasalahan yang dialami pelaku UMKM, GoTo memanfaatkan peluang tersebut untuk memberikan dukungan dengan menyadarkan pengusaha bisa lebih terdorong melakukan peralihan ke arah digital.

Pemaparan data dari Aprindo juga mencatat sebanyak 1.300 toko ritel tutup selama pandemi. Meskipun demikian, upaya yang dilakukan perusahaan selama ini telah berhasil menggandeng 21 persen UMKM di Indonesia untuk mengajak mereka beralih ke digital.

“Kami sudah berhasil menjaring beberapa UMKM, tetapi tantangannya masih banyak dan rintangan harus terus dihadapi”.

Setelah mengakuisisi beberapa perusahaan di tahun-tahun sebelumnya, kolaborasi dilakukan untuk menemukan solusi dan jawaban yang tepat serta relevan bagi pengusaha kecil, khususnya UMKM ritel yang ternyata menghadapi tantangan yang tidak sedikit.

Hasil dari kolaborasi dari beberapa perusahaan pembayaran nontunai, pengantaran barang, hingga aplikasi membalas pesan untuk pertanyaan konsumen juga disiapkan agar pengusaha di tengah pandemi bisa leluasa menjalankan bisnisnya dengan lebih efektif.

“Perubahan yang dilakukan terus berusaha dilakukan agar tetap relevan dengan apa yang terjadi,” tambah Novi.

 

 

3 dari 3 halaman

Gotong Royong dan Kolaborasi

Solusi yang ditawarkan tidak hanya berfokus pada digital saja, tetapi pengetahuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Salah satunya dengan berkomunitas antara satu usaha dengan yang lain agar dapat saling bertukar ilmu.

Saat ini, UMKM membutuhkan dukungan nonteknologi untuk meningkatkan kemampuan dan jaringan berbisnis. Akademi Mitra Usaha (KAMUS) yang dinaungi oleh GoTo Finansial sudah melatih sekitar 50 ribu pada selama 2021.

CEO BLP Beauty Monica Christia juga turut memberikan saran dan semangat kepada pengusaha kecil di Indonesia untuk melakukan peralihan ke digital karena akan jauh lebih mempermudah kegiatan transaksi dari bisnis yang sedang dijalankan.

Potensi untuk memgembangkan UMKM di Indonesia masih sangat besar dan dapat dimanfaatkan agar perekonomian nasional dapat pulih dan kembali normal. Oleh karena itu, berbagai pihak sedang memberikan perhatian penuh untuk terus mendorong agar perngusaha kecil bisa bangkit dan bersaing kembali.

“Saling gotong royong bersama untuk bangkit bersama,” tutup Novi.

Reporter: Caroline Saskia