Liputan6.com, Jakarta - PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan peningkatan kinerja operasional yang solid. Selama semester I tahun ini, penjualan bijih nikel perseroan mengalami peningkatan yang signifikan dengan ditunjang oleh peningkatan harga komoditas nikel sepanjang semester I 2021.
Berdasarkan laporan keuangan in house Juni 2021, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 148 miliar, sedangkan pendapatan Perseroan pada sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 188 miliar.
Baca Juga
“Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2020, pada semester I tahun ini, Perseroan telah mencapai 79 persen dari penjualan tahun lalu. Kami sangat optimis penjualan tahun 2021 ini akan jauh diatas penjualan yang telah dicapai Perseroan tahun lalu," tambah Corporate Secretary NICL Suhartono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/8/2021).
Advertisement
Dari sisi laba, Perseroan berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 26,3 miliar atau naik signifikan jika dibandingkan dengan laba bersih di semester I 2020 yang masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,8 miliar.
Kenaikan ini ditunjang oleh kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga nikel. Di sisi lain posisi keuangan NICL masih sangat solid, dimana pada sisi ekuitas, Perseroan mengalami kenaikan yang signifikan, dari sebelumnya sebesar Rp 106,7 miliar naik menjadi Rp.133,1 miliar atau naik sebesar 25 persen (ytd), hal ini disebabkan adanya lonjakan laba yang signifikan di semester I 2021.
Total aset Perseroan sebesar Rp 177 miliar per Juni 2021 relatif lebih rendah dari total aset pada Desember 2020 yaitu sebesar Rp.189,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7 persen (ytd).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penurunan Aset
Namun di sisi lain penurunan aset tersebut dibarengi dengan penurunan hutang Perseroan dari Rp.82,9 miliar pada Desember 2020 menjadi sebesar Rp 43,9 miliar per Juni 2021 atau turun sebesar 47 persen (ytd).
“Dari sisi neraca, struktur permodalan Perseroan sangat solid dan didukung oleh pertumbuhan laba yang tinggi, Perseroan yakin dapat terus bertumbuh di masa yang akan datang” imbuh Suhartono.
Propek industri nikel dalam beberapa tahun ke depan masih sangat menarik karena kebutuhan bijih nikel dunia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya industri baterai untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di seluruh dunia.
Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu produsen bijih nikel tentunya sangat diuntungkan dalam bisnis ini. Oleh karena itu, Manajemen NICL juga sangat optimis untuk mencapai target pertumbuhan penjualan di 2021.
Advertisement