Sukses

BKN: Ujian SKD CPNS 2021 Berpotensi Baru Kelar Desember

BKN telah bersiap mengantisipasi segala kemungkinan akibat pandemi Covid-19 dan PPKM dalam gelaran SKD CPNS 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kepegawaian Negara (BKN) buka kemungkinan, penyelenggaraan seleksi kompetensi dasar atau SKD CPNS 2021 baru bisa selesai pada Desember 2021. Penyebaran Covid-19 yang berbuntut pada kebijakan PPKM jadi penyebabnya.

Deputi Bidang Sistem Informasi dan Kepegawaian BKN Suharmen mengungkapkan, dampak pandemi Covid-19 dan PPKM sudah terbukti dari kemunduran jadwal pelaksanaan SKD CPNS 2021, yang sebelumnya rencana mulai per 25 Agusutus menjadi 2 September.

"Dalam pelaksanaan seleksi, tentu saja karena waktunya akan sangat mepet, karena kalau kita mulai di 2 September ini, maka ada potensi pelaksanaan seleksi itu sendiri akan berakhir di Desember," ujar Suharmen dalam sesi teleconference, Rabu (25/8/2021).

Kendati begitu, ia menyatakan, BKN akan berusaha semaksimal mungkin agar pelaksanaan SKD sampai dengan pengumuman hasil CPNS 2021 ini bisa dilakukan di akhir Desember.

"Sehingga nanti di awal Januari nanti sudah penetapan NIP (Nomor Indentitas PNS) bagi para peserta yang sudah lulus seleksi," imbuh Suharmen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Antisipasi

Suharmen pun menjelaskan, BKN telah bersiap mengantisipasi segala kemungkinan akibat pandemi Covid-19 dan PPKM dalam gelaran SKD CPNS. Itu dilakukan dengan membagi wilayah-wilayah yang dapat melaksanakan ujian sebanyak 3 sesi dan/atau 4 sesi per hari.

"Wilayahnya ini akan tergantung bukan hanya kekuatan sarana dan prasarana, tapi juga akan sangat tergantung pada tingkat keparahan tingkat penyebaran covid di wilayahnya," ungkapnya.

Dia mencontohkan, jika titik lokasi (tilok) SKD CPNS bertempat di suatu daerah yang tiba-tiba masuk zona merah, dan ketersediaan komputernya ada di bawah 100 PC, hal tersebut akan jadi pertimbangan apakah tilok bersangkutan bisa diselenggarakan 4 sesi ujian atau tidak.

"Jadi ini akan sangat dependable, sangat tergantung pada situasi dan kondisi di lapangan. Tapi dalam perencanaannya sendiri ada yang bisa diselenggarakan 3 atau 4 sesi per hari," terang Suharmen.