Liputan6.com, Jakarta - TaniFund, platform peer-to-peer lending terdepan di Indonesia, telah resmi mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai Penyelenggara Fintech P2P Lending Sektor Agrikultur.
Chief Strategy Officer TaniHub Group Natalia Rialucky Marsudi mengatakan sebagai P2P lending agrikultur pertama di Indonesia yang berizin OJK, TaniFund semakin memperkuat strateginya untuk mencapai target 1 juta mitra petani dan UMKM dalam menyediakan akses permodalan.
“Kita memang sudah menjangkau 4.000 petani yang sudah kita bantu, namun dengan izin OJK ini kita ingin merambah setidaknya 1 juta petani yang ingin kita bantu dalam financing ini,” kata Natalia dalam diskusi TaniFund, Rabu (25/8/2021).
Advertisement
Untuk mencapai target tersebut, TaniFund telah menyiapkan beberapa strategi. Pertama, TaniFund akan mendorong dan memanfaatkan sistem teknologi untuk lebih banyak mengakuisisi petani secara online.
“Sistem teknologi akan kami improve. Akuisisi petani yang saat ini sifatnya offline, kita ingin lakukan secara online, karena memang petani bisa dikatakan adopsi internet dan literasi digitalnya tidak setinggi segmen masyarakat lainnya,” ujarnya.
Kendati ada keterbatasan, TaniFund percaya dengan adanya lisensi resmi dari OJK, pihaknya yakin bisa membangun dan mengakuisisi petani menjadi berbasis teknologi, agar proses naik kelasnya bisa lebih cepat dibanding offline.
“Tapi kami percaya dengan adanya licence ini kami ingin membangun akuisisi petani yang berbasis teknologi agar kita bisa scale up lebih cepat dibanding offline,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Strategi Kedua
Strategi kedua, TaniFund akan lebih banyak menjalin kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait, baik lembaga keuangan, lembaga fintech lainnya, terutama lembaga-lembaga yang berkaitan dengan agrikultur baik itu BUMN atau BUMD.
“Kami ingin sekali merangkul bersama agar kita bisa memberikan yang terbaik bagi petani kita. Tidak mudah untuk melakukan pembiayaan untuk sektor pertanian, dan tidak mudah benar-benar untuk membangun performa yang baik ke petani,” ungkapnya.
Oleh karena itu, status partnership atau kolaborasi ini menjadi hal penting untuk membantu melakukan ekspansi ke wilayah Timur dan Barat Indonesia. Lantaran saat ini operasi TaniFund banyak dilakukan di Jawa dan Bali saja.
“Tapi kami percaya dengan teknologi dan licence yang menjadi restu kami untuk merambah area baru dan partner, kami percaya bisa ekspansi ke wilayah yang lebih luas lagi,” pungkasnya.
Advertisement