Sukses

Selain Indonesia, Ini Deretan Negara yang Gunakan Vaksin Sputnik V Buatan Rusia

Indonesia tercatat sebagai negara ke-70 di dunia yang mendaftarkan penggunaan vaksin Sputnik V buatan Rusia

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tercatat sebagai negara ke-70 di dunia yang mendaftarkan penggunaan vaksin Sputnik V buatan Rusia dan vaksin tersebut diberikan izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.

Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) mengumumkan persetujuan penggunaan vaksin untuk melawan virus corona itu di Indonesia.

"Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di Asia dan masuknya vaksin Sputnik V dalam portofolio vaksin nasional akan memungkinkan penggunaan vaksin paling aman dan efektif di dunia," kata CEO RDIF Kirill Dmitriev dikutip dari Antara, Kamis (26/8/2021).

Dmitriev mengatakan vaksin Sputnik V tersebut didasarkan pada platform vektor adenoviral manusia yang telah terbukti dan berhasil digunakan di lebih dari 50 negara.

"Persetujuan penggunaan vaksin tersebut di Indonesia didasarkan pada hasil penilaian yang komprehensif terhadap vaksin terkait dan akan memberikan kontribusi penting dalam upaya Indonesia melawan pandemi," kata dia lebih lanjut.

Data global yang diperoleh selama vaksinasi dengan menggunakan vaksin Sputnik V di sejumlah negara seperti Argentina, San Marino, Serbia, Hungaria, Bahrain, Meksiko, Uni Emirat Arab dan lainnya menunjukkan bahwa Sputnik V merupakan salah satu vaksin paling aman dan efektif dalam melawan virus corona.

Sementara, total penduduk di dunia yang menyetujui penggunaan vaksin Sputnik V sudah melampaui 4 miliar orang, artinya lebih dari setengah dari total penduduk di dunia.

Vaksin buatan Rusia itu menempati urutan kedua di antara vaksin COVID-19 yang mendapat persetujuan penggunaan paling banyak dari regulator pemerintah.

Sputnik V juga disetujui untuk digunakan di Rusia, Belarusia, Argentina, Bolivia, Serbia, Aljazair, Palestina, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hungaria, Uni Emirat Arab, Iran, Republik Guinea, Tunisia, Armenia, Meksiko, dan lain sebagainya.

Salah satu dari keunggulan vaksin Sputnik V adalah bahwa vaksin tersebut memiliki efektivitas sebesar 97,6 persen berdasarkan analisis data tingkat infeksi virus corona di antara warga Rusia yang divaksin dengan vaksin Sputnik V pada 5 Desember 2020 hingga 31 Maret 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Persetujuan dari BPOM

RDIF pun dikabarkan siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kemenristek RI untuk memproduksi vaksin Sputnik di Indonesia.

Hal ini terungkap setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin COVID-19 Sputnik V nomor EUA2160200143A1 dan EUA2160200143A2.

Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito mengatakan proses pemberian EUA Vaksin COVID-19 Sputnik-V telah melalui pengkajian secara intensif bersama Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin COVID-19 dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) seperti mengutip keterangan resmi BPOM.

Penilaian terhadap data mutu vaksin COVID-19 asal Rusia ini juga telah mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional.

“BPOM memberikan Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk Sputnik V terbatas pada kondisi wabah pandemi untuk prevention of the newly discovered coronavirus infection (Covid-19) in adults over the age of 18, sesuai dengan hasil evaluasi terhadap data khasiat, keamanan dan mutu,” demikian bunyi keputusan BPOM yang ditanda tangani Kepala BPOM, Penny Lukito.

Efek samping dari penggunaan Vaksin COVID-19 Sputnik-V tingkat ringan atau sedang. Hasil ini dilaporkan pada uji klinik Vaksin COVID-19 Sputnik-V (Gam-COVID-Vac) dan uji klinik vaksin lainnya dari teknologi platform yang sama.

“Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu (a flu-like syndrome), yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi,” kata Penny.

Lalu bagaimana dengan efikasinya? Efikasi vaksin adalah tingkat kemanjuran vaksin dalam melawan suatu penyakit pada orang yang sudah divaksinasi saat tahap uji klinis.

“Untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin COVID-19 Sputnik-V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen (dengan rentang confidence interval 85,6 - 95,2 persen),” lanjutnya.

Bersamaan dengan penerbitan EUA Vaksin COVID-19 Sputnik-V ini, BPOM juga menerbitkan factsheet yang dapat diacu oleh Tenaga Kesehatan serta factsheet yang dikhususkan untuk masyarakat.

Factsheet tersebut berisi informasi lebih lengkap terkait keamanan dan efikasi vaksin ini dan hal-hal yang harus menjadi kewaspadaan dalam penggunaan vaksin, termasuk monitoring kemungkinan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan pelaporannya.

Vaksin ini didaftarkan oleh PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan dan mutu vaksin ini di Indonesia. Atas keputusan BPOM tersebut, PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit), menyambut dengan antusias atas keluarnya EUA vaksin Sputnik V.

"Kami sebagai perusahaan farmasi (Fahrenheit) yang telah diberikan kepercayaan oleh RDIF sebagai importir resmi, sangat berterima kasih atas dukungan BPOM dalam melakukan evaluasi terhadap vaksin Sputnik V,” tutur Direktur Marketing PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit) John.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Sputnik V, Vaksin Covid-19 Pertama Dunia?