Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik 2 persen pada perdagangan Jumat, membukukan kenaikan mingguan terbesar mereka dalam lebih dari setahun, karena perusahaan energi mulai menutup produksi AS di Teluk Meksiko menjelang badai besar yang diperkirakan akan melanda awal minggu depan.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (28/8/2021), harga minyak Brent berjangka naik USD 1,63 atau 2,3 persen menjadi USD 72,70 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,32 atau 2,0 persen ke level USD 68,74.
Baca Juga
Ini menjadi level penutupan tertinggi untuk Brent sejak 2 Agustus dan untuk WTI sejak 12 Agustus.
Advertisement
Sepenjang pekan ini, harga minyak Brent naik lebih dari 11 persen dan WTI naik lebih dari 10 persen yang merupakan persentase kenaikan mingguan terbesar untuk keduanya sejak Juni 2020.
"Pedagang energi mendorong harga minyak mentah lebih tinggi untuk mengantisipasi gangguan produksi di Teluk Meksiko dan meningkatnya ekspektasi OPEC+ mungkin menolak menaikkan produksi mengingat dampak varian Delta baru-baru ini atas permintaan minyak mentah," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di OANDA.
Produsen minyak pada hari Jumat telah menutup 59 persen dari produksi minyak mentah Teluk Meksiko karena badai yang disebut kesembilan musim ini meluncur menuju ladang minyak lepas pantai utama AS, menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sumur Lepas Pantai Teluk Meksiko
Perusahaan minyak dan gas AS berlomba menyelesaikan evakuasi dari anjungan lepas pantai Teluk Meksiko sebelum Badai Ida menghantam Louisiana sebagai badai besar awal pekan depan.
Sumur lepas pantai Teluk Meksiko menyumbang 17 persen dari produksi minyak mentah AS, sementara lebih dari 45 persen dari total kapasitas penyulingan AS terletak di sepanjang Pantai Teluk.
“Secara historis, minyak mentah naik saat badai mendekat, terlepas dari kenyataan bahwa kilang minyak tidak membutuhkan minyak mentah saat ditutup saat badai,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho, New York.
Advertisement