Liputan6.com, Jakarta Petani dan pedagang mengeluhkan anjloknya harga cabai di pasaran. Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan respons atas hal ini.
Kementerian melakukan berbagai antisipasi dalam mengatasi harga cabai jatuh di pasaran. Mulai dari meminta para stakeholder, baik pengusaha lokal dan pemerintah daerah untuk membantu penyerapan hasil petani.
Baca Juga
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan Tommy Nugraha mengatakan, saat ini, perlu dukungan pemasaran di level pedagang melalui intervensi pemerintah.
Advertisement
"Maka penguatan intervensi pemerintah di hilir juga harus kuat. Kami mohon para petani kami dibantu agar harga tidak anjlok," ucapnya kepada Merdeka.com, Minggu (29/8/2021).
Bahkan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementan Bambang Sugiharto menambahkan, saat ini kementeriannya telah menyiapkan mobil berpendingin untuk mengangkut cabai dari lahan dengan gratis. Alias tanpa biaya kirim.
Bahkan untuk pengolahan, Kementan telah memberi bantuan pasca panen bagi petani binaan. "Kami juga telah bersurat pada dinas terkait di 34 provinsi untuk menyerap produk petani. Alokasi anggaran untuk bantuan pasca panen juga telah ada, agar kualitas produksi petani terjaga," imbuhnya.
Keluhan Pedagang
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran keluhkan minimnya daya beli masyarakat. Ia menuturkan tiga jenis cabai mengalami penurunan dan bawang putih juga ikut turun.
“Pasokan banyak, tapi jualnya yang susah,” katanya saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (27/8/2021).
Menurut data yang diberikannya, harga cabai merah besar TW turun dari Rp 22 Ribu perkilogram jadi Rp 18 Ribu. Kemudian, cabai hijau besar turun dari Rp 15 ribu jadi Rp 14 ribu perkilogram.
Kemudian, cabai keriting hijau turun dari Rp 14 ribu jadi Rp 12 ribu, sementara bawang putih yang juga ikut turun dari Rp 27 ribu jadi 26 ribu perkilogram.
Dari data tersebut, selisih terbesar setelah harga turun dialami cabai merah besar TW dengan selisih sekitar Rp 4 ribu.
Keadaan ini memberikan dampak bagi pedagang sebagai sektor hilir. Banyaknya pasokan, dan kurangnya daya beli jadi faktor pendorong kerugian yang dialami pedagang.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement