Liputan6.com, Jakarta - Masa penerapan PPKM level yang telah beberapa kali telah diperpanjang akan berakhir pada hari ini, Senin, 30 Agustus 2021. Namun, apakah PPKM diperpanjang atau tidak, ini masih jadi perdebatan.
Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, menyarankan, daripada pemerintah melonggarkan mal di tengah perpanjangan PPKM level, lebih baik memberikan pelonggaran ke sektor industri pengolahan.
“Jadi dibanding melonggarkan mal, sebenarnya efek ke pelonggaran di kawasan industri pengolahan lebih berdampak terhadap ekonomi,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Senin (30/8/2021).
Advertisement
Oleh karena itu, Bhima menyarankan dalam melakukan pelonggaran PPKM level, sebaiknya pemerintah berpatokan pada tiga syarat utama, yakni pertama, sektor usaha yang dibuka adalah sektor yang mudah dalam melakukan tracing penularan Covid-19.
Kedua, sektor yang dampak terhadap serapan tenaga kerjanya besar. Syarat ketiga, yaitu sektor usaha yang dibuka harus memenuhi kriteria sektor yang memiliki dampak berganda (multiplier effect) luas ke sektor lainnya, termasuk industri pengolahan.
Kata Bhima, berdasarkan hasil studi di beberapa negara yang ekonominya rebound/pulih cepat yakni China dan Vietnam, dimana sektor pertama yang mendapat fasilitas pelonggaran adalah industri pengolahan, kemudian disusul retail, pendidikan dan jasa lainnya.
Selain itu, disisi pelonggaran di tengah perpanjangan PPKM, dia menyebut pola pemulihan ekonomi di Indonesia akan berbentuk huruf K-shaped. Karena masih ada pembatasan kegiatan, sehingga beberapa sektor akan tumbuh lebih lambat.
“Dengan asumsi PPKM terus diperpanjang meski terdapat pelonggaran, fase pemulihan ekonomi berbentuk huruf K-shaped. Artinya, ada sektor yang sensitif terhadap pembatasan pergerakan masyarakat akan tumbuh lebih lambat,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pertumbuhan Sektor Perhotelan
Sektor yang dimaksud Bhima pertumbuhannya lebih lambat, yaitu restoran, perhotelan, transportasi dan jasa terkait pariwisata lainnya, yang pemulihannya sangat terbatas dengan adanya pembatasan pergerakan PPKM.
Sementara sektor yang mengalami kenaikan pesat selama pandemi Covid-19, seperti jasa informasi komunikasi, jual beli online, aplikasi kesehatan, dan pendidikan masih akan terus meningkat. Menurut dia, terdapat pola permanen dari sektor yang tumbuh selama pandemi.
“Jadi perilaku masyarakat dari belanja online tidak kembali ke belanja konvensional. Pemulihan huruf K artinya pendapatan masyarakat akan meningkat tapi tidak semua merata,” pungkasnya.
Advertisement