Sukses

3 Sektor Pendorong Pertumbuhan Pendapatan Astra Financial

Astra Financial sebagai subholding perusahaan keuangan dalam Astra Group optimistis menutup tahun dengan capaian pendapatan yang positif.

Liputan6.com, Jakarta - Astra Financial sebagai subholding perusahaan keuangan dalam Astra Group optimistis menutup tahun dengan capaian pendapatan yang positif. Hal itu mengacu pada grafik pendapatan Astra Financial per Juni 2021.

Direktur PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial), Handoko Liem mengatakan, dengan torehan satu semester di 2021 ini, ia optimistis menghadapi semester kedua 2021. Dengan mencatatkan pendapatan Rp 2,13 triliun per Juni 2021, ia anggap itu jadi modal yang cukup baik.

“ini terhadap capaian setahun penuh tahun lalu, dengan pendapatan sekian, kita asumsikan dikali dua, ya sekitar 24,3 persen peningkatan,” katanya dalam konferensi pers Astra Grup, Rabu (1/9/2021).

Diketahui pendapatan Astra Financial tercatat Rp 3,31 triliun di 2020. Angka tersebut turun dari pendapatan 2019.

Handoko menuturkan dari lima sektor yang pendapatannya dipantai olehnya, tiga sektor diantaranya mencatatkan peningkatan. Sementara satu sektor sedikit turun, dan satu sektor lagi tercatat stabil.

Pendapatan pada sektor 4 wheeler atau mobil, mencatatkan peningkatan sekitar 23 persen dengan penjualan 140 ribu unit mobil atau setara Rp 23,8 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, pada sektor alat berat juga mengalami peningkatan sebesar 33 persen atau setara Rp 2,7 triliun dengan menjual 1160 unit dibading periode semester ke-I tahun 2020.

“Dengan ada peningkatan dari sektor batu bara, jadi peningkatan juga di kelas heavy equipment,” katanya.

Namun, di sektor roda dua atau two wheeler mengalami penurunan sekitar 6 persen dengan perolehan sebesar Rp 16,2 triliun dengan menjual sebanyak 1,4 juta unit motor.

Sementara itu, di sektor asuransi jiwa atau life insurance mengalami peningkatan sebesar 78 persen dengan catatan Gross Written Premium RP 2,8 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,6 trilin saja.

Dan sektor general insurance tak mengalami perubahan signifikan dengan catatan GWP Rp 2,7 triliun, sama dengan yang diperoleh pada periode yang sama di tahun lalu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Geber Ekonomi Digital

Lebih lanjut, Handoko mengatakan, dalam merespon perkembangan ekonomi digital yang terjadi sangat pesat di Indonesia, Astra Financial berkomitmen juga turut andil dalam proses perkembangan kedepannya.

Menurut data yang disampaikannya, terjadi peningkatan di wilayah Asia Tenggara sebanyak 40 juta pengguna internet aktif. Dengan jumlah yang juga signifikan dari tanah air.

37 persen diantaranya adalah customer baru dan 93 persen dari customer baru tersebut akan mempertahankan langkah digitalnya tersebut bahkan setelah pandemi berakhir.

“Di sisi waktu, Indonesia mengalami peningkatan dari semula 3,6 jam rata-rata online, saat pandemi meningkat jadi 4,7 jam rata-rata online, dan saat ini berada pada rata-rata 4,3 jam online,” tuturnya.

Handoko melihat ini sebagai peluang bagus untuk aplikasi buatannya bisa masuk dalam ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Moxa, digadang jadi aplikasi yang mampu mengakomodir semua kebutuhan penggunanya.

Aplikasi Moxa akan mampu digunakan mulai dari penyediaan layanan beli motor, pembelian barang elektronik, upgrade motor, membeli mobil baru atau bekas, keperluan biaya pendidikan atau pernikahan, aset properti, asuransi, investasi hingga metode pembayaran digital.

“Dengan demikian, Moxa ingin mengambil peran di semua siklus kehidupan seseorang dari mulai kuliah misalnya butuh motor, hingga metoda pembayaran digital dengan Astra Pay,” tuturnya.

Kedepannya, Handoko mengatakan, Moxa akan dilengkapi lagi dengan fitur-fitur lainnya seperti reksadana, dan pembelian emas. “Kedepannya akan membuka diri ke ekosistem di luar Astra,” katanya.