Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja mendeteksi adanya tiga masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia.
Direktur Kemitraan, Komunikasi, dan Pengembangan Ekosistem PMO Kartu Prakerja Sumarna Abdurahman mengatakan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia sebelum masa pandemi Covid-19 ditandai dengan tiga hal yang sangat menonjol.
Antara lain, rendahnya produktivitas kerja, minimnya daya saing tenaga kerja, serta tingginya skill gap atau missmatch antara supply dan demand tenaga kerja.
Advertisement
"Keadaan ini semakin diperparah dengan dampak pandemi Covid-19 pada dunia usaha, yang mengakibatkan terjadi pemutusan hubungan kerja sehingga jumlah pengangguran meningkat," ujar Sumarna saat mensosialisasikan Program Kartu Prakerja di NTB, Rabu (1/9/2021)..
Oleh karenanya, Sumarna menambahkan, program Kartu Prakerja hadir guna meningkatkan kompetensi angkatan kerja, yang berujung pada peningkatan produktivitas serta peningkatan daya saing di tengah ketatnya kompetisi sumber daya manusia saat ini.
Sumarna coba memaparkan empat inovasi program Kartu Prakerja. Pertama, desain program yang transparan, memberikan peserta choice and voice dalam menjalankan beasiswa pelatihan yang diterima.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pendaftaran Peserta Kartu Prakerja
Kedua, pendaftaran peserta dilakukan secara mandiri, inklusif, tanpa perantara, tatap muka maupun surat. Ketiga, lembaga pelatihan hadir secara kompetitif menyediakan jenis pelatihan beragam dan relevan.
Terakhir, mitra pembayaran baik bank maupun e-money menerapkan mekanisme non tunai dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.
"Dengan demikian, program Kartu Prakerja telah menjalankan prinsip cara-cara baru, tidak linier, mengimplementasikan reformasi birokrasi, serta semangat digital melayani (Dilan) untuk mewujudkan Visi 2045: Sumber Daya Unggul menuju Indonesia Maju," tuturnya.
Advertisement