Sukses

Hutama Karya Minta PMN Rp 31,3 Triliun di 2022, Ini Rinciannya

PT Hutama Karya mengajukan PMN untuk 2022 senilai Rp 31,3 triliun guna menambah pembiayaan di delapan proyek jalan tol yang sedang dikerjakan di trans Sumatera.

Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya mengajukan PMN untuk 2022 senilai Rp 31,3 triliun guna menambah pembiayaan di delapan proyek jalan tol yang sedang dikerjakan di trans Sumatera. PMN dengan total Rp 31,350 triliun digunakan dalam penugasan pemerintah dalam pengusahaan jalan tol.

Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto merinci penggunaan dana PMN tersebut kedepannya. sebagai salah satu yang terlibat dalam pembangunan trans sumatera, ada beberapa titik yang jadi perhatian HK.

Pertama, pendanaan bagi ruas tol Pekanbaru-Dumai senilai Rp 293 miliar, lalu Binjai-Langsa senilai Rp 3,581 triliun, laluSp Indrayana-Muara Enim Rp 7,18 triliun dan Kisaran-Indrapura Rp 2,42 triliun.

Selanjutnya, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat senilai Rp 5,057 triliun, Taba Penanjung-Bengkulu Rp 1,23 triliun, Sigli-Banda Aceh senilai Rp 6,37 triliun, dan Pekanbaru-Pangkalan senilai Rp 5,2 triliun.

“Progres saat ini dari 13 ruas di Trans Sumatera telah ada lima ruas tol yang sudah beroperasi sementara sisanya masih perlu penambahan dana untuk penyelesaian proyek,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/9/2021).

Ruas tol yang telah beroperasi diantaranya Medan-Binjai sepanjang 17 kilometer, Pekanbaru-Dumai sepanjang 132 kilometer, Palembang-Indrajaya sepanjang 22 kilometer, lalu TB Besar-Kayu Agung sepanjang 189 kilometer, dan Bakauheni-TB Besar sepanjang 141 kilometer.

Budi kemudian merinci manfaat-manfaat yang akan diterima pemerintah atas penyaluran PMN tersebut. Yakni terkoneksinya ruas tol Trans Sumatera dan penguatan Economics IRR dan peningkatan fiskal selama masa konsesi.

Pada ruas Pekanbaru-Dumai akan mencatatkan EIRR 23,40 persen, Binjai-Langsa 10,80 persen, Indrajaya-Muara Enim 16,60 persen, Kisaran-Indrapura 30,10 persen, Kuala Tanjung-Tb Tinggi-Parapat 16,10 persen, dan Taba Penanjung-Bengkulu 14,8 persen.

“Manfaat untuk masyarakat, dengan jalan tol yang telah terhubung jadi memangkas waktu tempuh perjalanan menjadi lebih efisien, penurunan biaya transportasi barang dan atau manusia dengan rata-rata sebesar 24,22 persen dan penyerapan tenaga kerja selama masa konsesi di sepanjang koridor JTTS,” tutur Budi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Rencana Penyelesaian

Lebih lanjut Budi menyampaikan, tambahan dana tersebut juga bisa membuat pengerjaan proyek agar selesai tepat waktu sebagaimana direncanakan terhadap delapan ruas tol tersebut. Capaian ini mengacu pada jadwal konstruksi ruas yang sedang berjalan untuk tahap I.

Yakni, Sigli-Banda Aceh direncanakan selesai pada Desember 2022, dan Kisaran-Indrapura selesai pada pertengahan 2023, lalu Kuala Tanjung-Parapat selesai sekitar Juni 2023 dan Sp Indralaya-Muara Enim pada akhir 2023.

Kemudian, Sicincin-Padang juga ditarget selesai akhir 2023, Pekanbaru-Pangkalan ditarget Maret 2023, Taba-Penanjung ditarget Desember 2021. “Dan ruas Binjai-Pangkalan ditarget selesai pada februari 2023,” katanya.