Liputan6.com, Jakarta ARTJOG 2021, festival, pameran seni, serta pasar rupa kontemporer dilaksanakan di Jogja National Museum dari 8 Juli-31 Agustus 2021. Dalam kunjungannya, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi karya-karya yang dipamerkan.
“Saya apresiasi setinggi-tingginya kepada para seniman, dan tentunya Mas Heri (penyelenggara ARTJOG) yang melakukan inovasi bahwa Yogyakarta bisa menjadi pusat seni,” ujar Erick seperti melansir akun instagramya @erickthohir, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga
Munculnya ide dan kreativitas yang dituangkan dalam pameran memiliki nilai seni yang tinggi sehingga memberikan peluang secara tidak langsung bagi sektor seni untuk tetap bertumbuh, meskipun tengah mengalami kondisi yang tidak pasti.
Advertisement
Sementara itu, sektor seni dinilai dapat menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19.
BUMN sendiri melalui pertanyaan dari Erick secara yakin mengatakan Kementerian BUMN siap untuk meningkatkan ekosistem dari ekonomi kreatif.
“Saya berharap, cita-cita bangsa kita menjadikan generasi emas di tahun 2030, dapat tercapai juga dengan peran karya seni,” demikian yang tertulis dalam akun resmi Instagram Erick di @erickthohir.
Tak hanya itu, ia juga meminta Kementerian BUMN dan perusahaan lain dalam lingkup BUMN turut berperan dan berkontribusi secara aktif sebagai katalisator serta mempersiapkan ekosistem secara berkala untuk mendukung hasil karya agar masa depan dari pekerja kreatif bisa terus berkreasi.
BUMN memiliki peran yang strategis dan cukup memberikan perhatian lebih pada pelaku-pelaku usaha kecil seperti UMKM. Seperti yang diketahui, UMKM merupakan tulang punggung dari perekonomian Indonesia.
Menjadi wajar ada beberapa dukungan yang diberikan, salah satunya dari pemerintah, untuk terus meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang dilakukan para pelaku usaha dari sektor mana pun.
Mengingat, dalam kunjungan yang dilakukan, Erick optimis mendukung ekonomi kreatif berbasis seni ini.
“Jika ARTJOG dapat bertahan di tengah pandemi, dapat dipastikan bahwa BUMN punya peran strategis untuk beri kesempatan luas dan siap membantu serta berkolaborasi agar perekonomian di bidang seni membaik,” tambahnya.
Kebudayaan Lokal
Pameran yang dilakukan merupakan pameran yang rutin diadakan setiap tahun dengan mengusung tema Time (to) Wonder yang ingin memaknai waktu sebagai sesuatu yang problematik dan memiliki banyak persepsi.
Melibatkan sebanyak 41 seniman dengan karya-karyanya yang beragam, setiap seniman didorong untuk mencurahkan persepsinya mengenai waktu yang dimaknai berbeda oleh setiap orang.
Ruang akses dibuka dengan bebas tanpa batas untuk memberikan kesempatan berkreasi bagi seniman muda terbaik yang berusia di bawah 35 tahun. Program tersebut digelar oleh Young Artist Award (YAA) sebagai wujud penghargaan dan apresiasi bagi seniman lokal.
Tahun ini, ada terdapat tiga dari sepuluh seniman muda yang mendapatkan penghargaan YAA, antara lain Bonggal Jordan Hutagalung (Yogyakarta), Nurrachmat Widyasena (Bandung), dan Suvi Wahyudianto (Madura).
“Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta dengan sejarahnya, bangsa yang mengapresiasi kebudayaannya” tutup Erick.
Reporter: Caroline Saskia
Advertisement