Sukses

Gubernur BI Jelaskan 4 Tantangan Peradaban Baru Dampak Pandemi Covid-19

Bank Indonesia menghadapi empat tantangan baru dalam menghadapi peradaban baru akibat adanya pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral menghadapi empat tantangan baru dalam menghadapi peradaban baru akibat adanya pandemi Covid-19. Keempat tantangan tersebut adalah resiliensi, digitalisasi, inklusi, dan ekonomi hijau. Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan strategi untuk menghadapi tantangan tersebut. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, tantangan resiliensi adalah bagaimana upaya bank sentral untuk mempercepat pemulihan ekonomi menjadi lebih kuat dan resilien terhadap berbagai krisis.

Sedangkan tantangan digitalisasi adalah perkembangan skselerasi ekonomi dan keuangan digital yang menjadi game-changer selama pandemi covid-19. 

Untuk tantangan inklusi yaitu perlunya akselerasi inklusi keuangan, khususnya ditujukan untuk UMKM dan sektor pertanian. 

"Keempat, ini terkait ekonomi hijau (green economy). Tekanan untuk ramah lingkungan yang semakin tinggi perlu direspons melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi," jelas dia dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan ke-15, Kamis (2/9/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Respons BI

Menghadapi tantangan tersebut, BI telah menyiapkan stategi. Pertama adalah implementasi bauran kebijakan bank sentral. Bauran kebijakan ini tidak hanya mengandalkan suku bunga tetapi juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Kedua, BI terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan dengan terus mendukung akselerasi digital banking, fintech, ecommerce, dan industri sistem pembayaran. Ketiga, berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memperkuat pemulihan ekonomi, antara lain mendukung dan mempromosikan UMKM.

"Untuk mendukung hal tersebut, BI tidak hanya melakukan pengembangan UMKM tapi juga program onboarding untuk mendukung UMKM Go Digital," terangnya.

Sedangkan untuk green economy and finance, melalui dukungan kebijakan makroprudensial yang ramah terhadap lingkungan. Antara lain kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing).

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com