Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari USD 1 per barel hari ini. Harga minyak rebound di tengah optimisme tentang pertumbuhan ekonomi global meskipun pandemi virus corona masihada, dan setelah persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diantisipasi.
Harga minyak mentah Brent berakhir naik USD 1,44, atau 2 persen menjadi USD USDÂ 73,03 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik USD 1,40, atau 2 persen menjadi USD 69,99 per barel.
Baca Juga
Reli singkat mendorong minyak mentah berjangka AS di atas 50-hari untuk pertama kalinya dalam sebulan, sinyal bullish bagi investor.
Advertisement
Selain itu, kontrak minyak mentah di kemudian hari menguat lebih dari bulan depan. Ini tanda lain bahwa pelaku pasar memperkirakan permintaan akan meningkat karena pasokan menurun.
Di Amerika Serikat, Administrasi Informasi Energi mengatakan jika persediaan minyak mentah turun 7,2 juta barel pekan lalu.
"Ada alasan bagus untuk reli ini. Kami memiliki 1,5 juta barel yang masih offline di Teluk, jumlah minyak mentah kemarin turun 7,2 juta barel dan penyimpanan berada di level terendah sejak September 2019," kata Robert Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu.
Sementara jumlah PHK pada Agustus turun ke level terendah dalam lebih dari 24 tahun. Ini menunjukkan pasar tenaga kerja maju meskipun ada infeksi COVID-19 baru.
Â
Kesepakatan OPEC
Optimis tentang pemulihan ekonomi global, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu termasuk Rusia, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, menaikkan perkiraan permintaan untuk 2022.
Pada hari Rabu, kelompok tersebut sepakat untuk melanjutkan kebijakan penghapusan rekor pengurangan produksi secara bertahap dengan menambahkan 400.000 barel per hari (bph).
Itu tidak mengindahkan permohonan dari Amerika Serikat untuk mempercepat penghapusan pembatasan pasokan tersebut.
Badai Ida, di sisi lain, telah menutup sekitar 80 persen dari produksi minyak dan gas Teluk Meksiko. Kilang minyak di Louisiana bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk memulai kembali, yang akan melemahkan permintaan minyak mentah, tetapi itu bisa diimbangi dengan peningkatan produksi yang lambat di lepas pantai karena kerusakan fasilitas pendukung utama.
"Pemrosesan minyak mentah mungkin akan memakan waktu lebih lama untuk pulih dari pemadaman daripada produksi minyak mentah, yang menunjukkan bahwa stok minyak mentah akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.
Â
Advertisement