Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dalam rangka membantu UMKM terdampak pandemi covid-19, pihaknya melarang antar BUMN menjadi kartel dalam memasok kebutuhan perusahaan dan menggantinya dengan produk-produk UMKM.
“Kita awali mengeluarkan Permen waktu itu, saya rasa para direksi BUMN ingat bahwa kita harus membuka diri, tidak boleh ada lagi satu BUMN dan satunya lagi menjadi kartel saling trading, sharing supply satu sama lainnya apakah itu seragam, air minum tidak boleh lagi,” kata Erick dalam sambutan penandatanganan nota kesepahaman, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga
Erick menyebut inisiasi tersebut telah diuji coba selama 1 tahun dan berjalan dengan baik. Hal itu terbukti, yang awalnya hanya dimulai oleh 20 BUMN namun sekarang seluruh BUMN telah memasok kebutuhan berasal dari UMKM.
Advertisement
“Inisiasi itu Alhamdulillah kita sudah uji coba selama 1 tahun lebih, yang tadinya dimulai oleh 20 BUMN sekarang sudah seluruh BUMN yang ada di klaster BUMN, yang jumlahnya 12 jumlahnya 43 perusahaan Alhamdulillah sudah konsolidasi,” ujarnya.
Menurutnya, krisis yang terjadi sekarang ini berbeda dengan Krisis tahun 1998. Dimana tahun 1998 lebih kepada krisis keuangan dan hanya berdampak pada perusahaan besar. Sedangkan krisis pandemi berdampak ke semua lapisan termasuk UMKM.
“Karena kalau kita lihat dari situ, jelas sahabat saya pak Menteri Koperasi UKM ini tugasnya amat berat, karena kalau di tahun 98 karena itu lebih krisis moneter keuangan yang terdampak adalah perusahaan besar dan korporasi besar. Tapi yang hari ini bener-bener UMKM nya yang terdampak,” ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkatkan Rantai Pasok UMKM ke BUMN
Oleh karena itu, Kementerian BUMN tidak berdiam diri. Pihaknya mulai membantu UMKM bangkit salah satunya mendorong KUMKM dan IKM masuk dalam rantai pasok BUMN. Sebelumnya, Kementerian BUMN telah meluncurkan program Padi UMKM untuk memasok kebutuhan padi daripada pegawai BUMN.
“Tentu kami dari Kementerian BUMN tidak berdiam diri yang paling tepat di kami yaitu introspeksi diri. Kita meluncurkan padi UMKM. Disitu kita sudah bertransaksi 130.000 transaksi dengan 9.600 UMKM dengan nilai transaksi Rp 10,3 triliun sampai Agustus kemarin,” katanya.
Demikian Erick memastikan BUMN-BUMN akan terus berperan untuk membantu Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional dampak pandemi covid-19, khususnya terhadap UMKM.
“Kita mentransformasi diri kita sendiri, kita memastikan bahwa BUMN ini tidak jadi menara Gading tetapi harus dekat dengan program UMKM dan harus dekat kepada rakyatnya,” pungkasnya.
Advertisement