Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat terdampak pandemi Covid-19. Hal ini sangat menekan pertumbuhan ekonomi karena kontribusi sektor tersebut ke ekonomi cukup besar. Oleh karena itu perlu adanya transformasi ke arah digital agar UMKM mampu bertahan.Â
Vice President Commercial Corporate Artajasa Nuri Wicaksana mengatakan, survei oleh Katadata menunjukkan lebih dari 56 persen UMKM terdampak oleh pandemi Covid-19.
Sementara itu, Chief Operation Officer LinkAja, Widjayanto Djaenudin dalam pemaparannya tentang kondisi UMKM di Indonesia saat ini, mengatakan bahwa selama masa pandemi 2021 ini, UMKM menunjukkan penjualan dan 74,2 persen lainnya stabil melalui pemasaran digital.
Advertisement
"Jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun," kata Widjayanto dalam pemaparannya dalam webinar tentang Ekosistem UMKM Indonesia, yang bertajuk "Utilizing Technology to Empower Indonesia's SME", Senin (6/9/2021).
Disebutkannya juga bahwa 23 persen UMKM di Indonesia (13,7 juta) tercatat sudah menggunakan platform digital sebagai sarana untuk menjual produk mereka.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Besarnya Potensi Sektor Ekonomi Digital
Staf Khusus Menteri Bidang dan SDM/Juru Bicara Kementererian Kominfo, Dedy Permadi menekankan bagaimana sektor ekonomi digital itu berpotensi besar menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi utama.
"Yang ingin kami tekankan adalah, bahwa sektor ekonomi digital itu berpotensi besar menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi utama atau main economic driver untuk Indonesia di masa pandemi COVID-19 ini," kata Dedy Permadi.
Ia menyebutkan, ada beberapa data pendukung yang menunjukkan optimisme yang mendukung peluang sektor digital, dan sektor yang terkait dengan digital.
"Salah satunya adalah sektor informatika dan komunikasi yang dirilis oleh BPS. Sektor ini adalah sektor yang tumbuh dua digit selama tiga kuartal berturut - turut di tahun 2020," ungkapnya.
"Sektor informatika dan komunikasi jadi salah satu sektor yang tumbuh paling positif di tengah pandemi COVID-19," lanjut Dedy.
Maka dari itu, Dedy mengatakan ia melihat potensi yang begitu besar di sektor informatika dan komunikasi yang terkait langsung dengan sektor ekonomi digital.
"Indonesia juga mencapai evaluasi dalam ekonomi digital sendiri itu sudah mencapai USD 44 miliar di tahun 2020," bebernya.Â
Namun, bila dilihat dari sisi persentase, terhadap kontribusi PDP, Dedy menyebut, baru mencapai 4 persen.
Tetapi ia menambahkan, "Jadi nilainya besar sekali tetapi kontribusi terhadap ke PDPnya nya masih sangat kecil. Tetapi itu pun sudah menyumbang 40 persen terhadap total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara".
Advertisement