Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mencetak petani muda, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak melalui wadah Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA). Wadah itu ada agar, petani milenial dapat bertumbuh secara masif, dengan mengoptimalkan peran mereka untuk memacu sektor pertanian semakin melesat hebat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, penguatan peran petani milenial di seluruh Indonesia dimaksudkan untuk mengkoordinasikan informasi dan program-program pembangunan di setiap kabupaten dengan cepat.
Baca Juga
"Petani milenial berperan penting dalam mendorong pengembangan jejaring usaha di wilayahnya. Saat ini telah terdata lebih dari 2.000 petani milenial yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia," kata Mentan SYL pada acara 'Dukungan Kementerian Pertanian Bagi Petani Milenial' Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (9/9).
Advertisement
Ia berharap, dengan dukungan penuh lembaganya dan penandatanganan kerja sama antara petani milenial dengan mitra usaha dan perbankan akan mempercepat resonansi dan penguatan petani milenial, serta mendorong regenerasi petani milenial yang adaptif terhadap teknologi, mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian yang terstandarisasi, modern, dan marketable.
"Hari ini saya bersama jajaran Kementan dan Wakil Bupati Cianjur mencoba memastikan petani muda kita betul-betul beraktivitas di lapangan dengan support dari berbagai pihak termasuk dari BUMN, Bank Indonesia dan Telkom dengan sentuhan teknologi digital," ujar Mentan.
Menurut Mentan, petani milenial saat ini tidak hanya berproduksi di ladang dan menghasilkan varietas baru, tetapi juga sudah mampu melakukan pemasaran produk dengan baik serta mempersiapkan market yang terkoneksi secara digital, bahkan menembus pasar ekspor.
Mentan berharap 71% petani tua di Indonesia ke depan secara perlahan bisa diorientasikan, sehingga petani muda yang saat ini berjumlah 20% dapat semakin bertambah besar.
"Dalam 5 tahun kita akan mencetak 2,5 juta petani milenial. Salah satu caranya dengan melakukan pelatihan wirausaha pertanian bagi petani milenial yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani, terutama dalam melakukan pengembangan usaha melalui akses KUR dari perbankan, serta optimalisasi kegiatan agribisnis," tutur Mentan SYL.Â
Mentan mengapresiasi secara khusus Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) atas dukungan terhadap penumbuhan kewirausahaan untuk petani milenial dengan peningkatan kapasitas, baik dalam bentuk pelatihan maupun pendidikan vokasi.
Mentan mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang dalam kesempatan ini memberikan bantuan bibit ubi jalar varietas lokal rancing 10.000 stek dan pupuk untuk P4S Bumi Mazarie, bantuan untuk Kabupaten Cianjur berupa benih kedelai senilai Rp15.879.250.000, kacang tanah senilai Rp113.100.000 kacang hijau senilai Rp82.312.500,00, ubi kayu senilai Rp336.000.000.
Â
Juga kepada Direktur Jenderal Hortikultura yang memberikan bantuan kawasan aneka cabai, bawang merah, pisang, kawasan tanaman obat, fasilitas pascapanen dan pengolahan cabai dan bawang merah, fasilitas pascapanen dan pengolahan hortikultura lainnya.
Prasarana pascapanen produk hortikultura senilai Rp2.851.663.000 serta fasilitasi KUR dari Bank BRI, BNI, Mandiri dan Jasindo dan bank lain pada 2021 di Kabupaten Cianjur yang telah digelontorkan Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (PSP) sebesar Rp131.837.020.000.
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada saudara-saudara yang telah bekerja keras untuk meningkatkan kapasitas petani umumnya dan petani milenial khususnya, serta menumbuhkembangkan pengusaha pertanian yang maju, mandiri dan modern. Yakinlah bahwa pertanian itu menguntungkan, juga penggerak ekonomi, menghadirkan nutrisi untuk keluarga. Bertani itu keren!" tutur Mentan.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, dalam sektor pertanian, peluang keterlibatan generasi muda sangat besar mengingat Indonesia mengalami bonus demografi yang dicirikan dengan dominannya jumlah penduduk usia produktif.
"Generasi milenial tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga memiliki kreativitas dalam segala aspek kehidupan," ujar Dedi.
Oleh karena itu, generasi milenial diharapkan dapat menciptakan peluang baru bisnis pertanian seiring dengan kebutuhan di masyarakat dan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir.
Untuk menggaet bonus demografi generasi milenial, Kementan telah mengukuhkan 2.000 DPM/DPA yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia untuk meningkatkan peran generasi muda dalam mengembangkan dan memajukan sektor pertanian.
DPM dan DPA memiliki bidang usaha yang sangat bervariasi seperti budidaya hortikultura, budidaya tanaman pangan, budidaya ternak, pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, jasa alat mesin pertanian hingga agro-eduwisata.
"Keberhasilan usaha dari DPM dan DPA diharapkan dapat memberikan motivasi kepada generasi milenial untuk terjun berusaha di bidang pertanian dan berkontribusi nyata dalam pembangunan pertanian," harap Dedi.
Menurut Dedi, upaya penguatan kapasitas DPM/DPA dan petani milenial terus dilakukan melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan hardskill maupun softskill petani milenial yang dilaksanakan oleh BPPSDMP.
Selain itu, dalam rangka melakukan regenerasi, Dedi menerangkan pihaknya juga mengintensifkan program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) di Cianjur. Dedi menilai saat ini pertanian sangat terbuka untuk semua usia.
"Semakin muda semakin kuat, semakin enerjik, semakin kritis, makin apik kerjanya," tutur Dedi.
Ia melanjutkan, pertanian dengan semangat baru harus diluncurkan. Seperti membangun perilaku baru dan behaviour anak muda untuk mendapatkan pendapatan yang jauh lebih baik dari bidang pertanian.
"Bicara regenerasi petani program YESS-lah solusinya, bicara pertanian generasi mudalah jawabannya," tegas Dedi.
Pada kesempatan itu Dedi mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pertanian atas perhatian dan dukungan yang luar biasa kepada petani milenial dan petani andalan yang berkomitmen menumbuhkembangkan pengusaha pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Â
(*)