Sukses

Kontainer Berpendingin buatan Anak Bangsa Siap Uji Coba, buat Tambah Produk Perikanan

Reefer container adalah salah satu jenis kontainer yang dilengkapi dengan pendingin atau refrigeration unit tertutup.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan meminta infrastruktur pendukung peningkatan produksi sektor kelautan dan perikanan menjadi perhatia. Salah satunya adalah pembuatan Reefer Container di dalam negeri.

Reefer container adalah salah satu jenis kontainer yang dilengkapi dengan pendingin atau refrigeration unit tertutup.

Asisten Deputi (Asdep) Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chan mengatakan bahwa Kemenko Marves saat ini sedang mendorong kesiapan dari pembuatan reefer container produksi dalam negeri ini.

"Sampai sekarang prototipe reefer container termasuk juga mini reefer container, sudah dalam proses pembuatan. Ada 5 jenis reefer container yang akan dibuat, yaitu mini reefer container kapasitas 1, 2 dan 5 ton, serta yang kapasitas 40 dan 60 feet ," ujar Asdep Amalyos, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (12/9/2021).

Amalyos kembali menegaskan, bahwa nantinya reefer container ini akan segera diproses sertifikasi SNI dan TKDN-nya.

Dengan adanya sertifikasi seperti ini, kualitas dan mutu dari reefer container karya anak bangsa ini mampu bersaing dengan produk lainnya. Selain itu, hal ini menunjukkan adanya dukungan produk dalam negeri yang tidak kalah dari produk buatan luar.

Perwakilan dari BSN dan P3DN Kementerian Perindustrian menyatakan siap mendukung terkait adanya sertifikasi SNI dan TKDN untuk reefer container ini.

Keduanya siap melaksanakan, apalagi ini terkait adanya produk karya anak bangsa yang bisa membantu memajukan produksi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia untuk diekspor ataupun untuk pemenuhan pasar dalam negeri.

Diketahui prototipe reefer container ini akan dibuat BUMN, yaitu PT Industri Kereta Api (PT INKA).

PT INKA sebagai manufaktur, mengaku akan berusaha sebaik mungkin untuk menggunakan produk dalam negeri dalam membangun reefer container ini.

Selain itu, diharapkan pada akhir bulan ini sudah dapat dilaksanakan uji coba, terutama untuk kapasitas 1, 2, dan 5 ton.

"Kita kejar ini semua selesai, kemudian sudah kami jadwalkan 16 hingga 20 September 2021 kita akan testing internal. Untuk yang ukuran 20 dan 40 feet, kita juga sudah coba dapatkan ISO 9897," ujar Direktur Pengembangan PT INKA, Agung Sedaju.

Agung menambahkan nantinya akan digunakan sistem kontrol terpusat terkait reefer container yang ada. Ini dilakukan agar sebagai sebuah industri di Indonesia, tetap mengikuti industri manufaktur 4.0 yang terdigitalisasi secara baik dan terstruktur.

Selanjutnya diharapkan setelah uji coba internal 16 - 20 September 2021, reefer container ini mampu diuji coba secara umum pada 21 September 2021 di Madiun.

Perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur dan Dinas Perikanan Pacitan mengaku akan mendukung penuh program ini untuk nantinya diuji coba.

 

2 dari 2 halaman

Dukungan

Hadir juga dalam rapat teknis, PT Kelola Mina Laut (PT KML) yang juga berpartisipasi dalam hal penyediaan kapal untuk uji coba prototipe ini, serta yang nantinya menjadi salah satu konsumen dalam pemakaian reefer container ini pada produk makanan beku yang mereka miliki. PT KML siap mendukung dan membantu apapun yang dibutuhkan.

"Kita dukung program reefer container ini. Untuk teknis dengan kapal, utamanya terkait ketersediaan ruang untuk _reefer container_ di lambung kapal juga sudah kami cek. Kami akan bantu saat nantinya uji coba dilaksanakan," ujar Direktur Utama PT KML Winanda Prima.

Selain itu, dukungan juga datang dari para asosiasi, yaitu Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) dan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I). Keduanya menyatakan dukungan terkait adanya prototipe reefer container karya anak bangsa ini.

Saat ini ARPI sudah membentuk adanya tim khusus terkait isu seperti masalah kelangkaan container hingga tingginya harga. Kemudian, untuk AP5I juga sudah berkomunikasi dengan para pengusaha atau pedagang terkait adanya reefer container dalam negeri yang bisa digunakan tidak lama lagi.

Selain itu, perwakilan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menyatakan bahwa, ini merupakan langkah serius pemerintah dalam mendukung karya anak bangsa. FPIK UB akan membantu dengan mengumpulkan para nelayan dari Pacitan untuk melihat uji coba reefer container ini, agar memahami pentingnya program ini bagi kesejahteraan nelayan.