Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia memastikan dukungan bagi keberadaan proyek pabrik soda ash milik Petrokimia Gresik.
Dia pun mengunjungi langsung demi memastikan proyek berjalan mengingat pabrik ini akan jadi yang pertama di Indonesia yang memperkuat industri kimia nasional.
Baca Juga
Menteri Bahlil menyampaikan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, agar membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor.
Advertisement
Hal tersebut selaras dengan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini yang nantinya akan mengurangi ketergantungan impor. Targetnya, pabrik tersebut akan beroperasi pada 2024 mendatang untuk ikut memenuhi kebutuhan nasional.
"Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan agar proyek ini berproses," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (12/9/2021).
Selain Petrokimia Gresik, ia juga berharap perusahaan BUMN lainnya mampu mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah. Misalnya melalui skema strategi related diversified industry yang dilakukan Petrokimia Gresik.
Di mana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
"Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan," tandasnya.
Â
Â
Lakukan Koordinasi
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan bahwa selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, Petrokimia Gresik selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
"Alhamdulilah kita selalu mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga Insha Allah proyek investasi yang rencananya dibangun di lahan Petrokimia Gresik seluas 20 hektar ini dapat terlaksana," jelasnya.
Pabrik Soda Ash ini memiliki kapasitas 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2024.
Menurut Dwi, ini merupakan salah satu implementasi Petrokimia Gresik dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional khususnya industri kimia.
Selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak ditemui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global," tutup Dwi Satriyo.
Â
Advertisement