Liputan6.com, Jakarta - Sebagai presidensi G20 tahun 2022, Indonesia akan menerima manfaat di tiga aspek, yakni ekonomi, pembangunan manusia, dan politik dunia. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, manfaat segi ekonomi yang didapatkan bisa meningkatkan konsumsi domestik hingga menyerap tenaga kerja.
Ia mengatakan, dengan gelaran G20 di Indonesia, diprediksi tingkat konsumsi domestik akan meningkat hingga Rp 1,7 triliun. Kemudian, penambahan PDB Indonesia hingga Rp 7,47 triliun, serta pelibatan tenaga kerja mencapai 33 ribu orang di berbagai sektor.
Baca Juga
“Hal ini karena ada 150 pertemuan yang akan dijalankan selama 12 bulan terhitung dari 1 Desember 2021, sampai 30 November 2022,” katanya dalam Konferensi Pers G20, Selasa (14/9/2021).
Advertisement
Dengan taksiran tersebut, Menko Airlangga mengatakan, capaian tersebut akan berkali lipat lebih besar dari pertemuan dengan IMF World Bank pada 2018 lalu.
“Diharapkan secara agregat akan mencapai satu setengah kali sampai dua kali lebih besar dari pertemuan IMF World Bank pada 2018 lalu,” katanya.
Kemudian ia juga mengatakan bahwa ini jadi momentum tepat bagi indonesia untuk unjuk gigi terkait reform struktural dan sosialisasi terkait Undang-Undang Cipta Kerja.
“Ini akan mendorong confidence investor global dan akan menghadirkan hal yang saling menguntungkan,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aspek Pembangunan Sosial
Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan, pada aspek pembangunan sosial, ini bisa jadi celah bagi indonesia mendorong dan mengangkat isu terkait kemampuan produksi vaksin di dalam negeri. Ia berharap ini bisa jadi perhatian global.
“dan bisa berikan aksesibilitas bagi Indonesia serta negara berkembang di dunia (memanfaatkan vaksin),” katanya.
Kemudian, pada kesempatan ini juga memberikan manfaat bagi Indonesia untuk turut andil dalam penentuan kebijakan global dan berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang.
Lalu, keuntungan lainnya bagi Indonesia adalah membuat gelaran G20 semakin adaptif terhadap krisis dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global. Dengan mengangkat isu transformasi digital dan ekonomi inklusif yang dijalankan di Indonesia.
Advertisement
Lokomotif Pemulihan Ekonomi Global
Selanjutnya, ia juga menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi lokomotif ekonomi global atas beberapa upaya yang telah dilakukannya.
Diantaranya dengan adanya sinergi antara kementerian dan lembaga yang terlibat dalam 16 working group dan elemen pemerintahan, masyarakat sipil dan madani di 10 engagement group.
“Perlibatan berbagai unsur masyarakat ini mengindikasikan demokratisasi dalam pembahasan dan juga penentuan isu strategis di tatanan global dan pelibatan ini mencerminkan langkah inklusif dan keterbukaan pemerintah dan merangkul komponen masyarakat,” tutur Menko Airlangga.
“Upaya ini menegaskan kepada dunia internasional bahwa Indonesia siap jadi lokomotif pemulihan ekonomi global,” tegasnya.
Informasi, pada gelaran ini akan ada lima pilar prioritas yang dibahas. Pertama promoting productivity atau produktivitas untuk pemulihan ekonomi global, lalu Increasing Resilience and Stability, dan Ensuring Sustainability and Sustainable growth atau yang menjamin pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Selanjutnya Enabling environment and partnership atau menciptakan lingkungan yang kondusif dan kemitraan dengan pemangku kepentingan, serta Forging a Stronger Collective Global Leadership atau kepemimpinan kolektif global untuk perkuat solidaritas,” paparnya.
Gelaran G20 ini, jadi kali pertama bagi Indonesia sebagai tuan rumah, dengan tema utama Recovery Together, Recovery Stronger.